Kanal

Dukung Ekspor, Bea Cukai Lakukan Kolaborasi dengan Berbagai Pihak

Selasa, 06 Des 2022 – 21:30 WIB

Bea Cukai bekerja sama dengan pemerintah daerah, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan bank nasional. (Foto: Dokumentasi Bea Cukai)

Bea Cukai bekerja sama dengan pemerintah daerah, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan bank nasional. (Foto: Dokumentasi Bea Cukai)

Bea Cukai sebagai industrial assistance senantiasa membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan kolaborasi yang kontributif dalam mendorong ekspor nasional. Kali ini kolaborasi tersebut diwujudkan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan bank nasional.

Di Pontianak, Bea Cukai Pontianak hadir sebagai narasumber dalam kegiatan pembinaan pelaku usaha ekspor yang digelar oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Barat, pada Rabu (30/11). Kegiatan ini mengambil tema “Peluang dan Hambatan Terkait Ekspor Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)” yang berlokasi di Hotel Golden Tulip, Kota Pontianak.

Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai I Bea Cukai Pontianak, Agung Wahyuono, selaku narasumber menegaskan potensi dan peluang ekspor komoditas HHBK. “Produk HHBK seperti gaharu buaya, pasak bumi, dan kayu laka, berpotensi untuk ekspor jika dikelola dengan baik. Jika terdapat kendala untuk ekspor, para pelaku usaha dapat menghubungi Bea Cukai terdekat untuk melakukan konsultasi,” imbuhnya.

Sebelumnya, di Gresik, Bea Cukai Gresik berkolaborasi bersama LPEI dalam kegiatan sosialisasi Supply Chain Financing, pada Selasa (29/11). Program Supply Chain Financing (SCF) merupakan alternatif fasilitas untuk modal kerja yang diberikan LPEI kepada supplier dari debitur segmen korporasi LPEI. Program ini memberikan dampak positif berupa percepatan pembayaran serta cashflow lebih rendah dengan bunga 6 persen per tahun. Dalam mendukung peningkatan ekspor melalui agen fasilitas dan supply chain BC 4.0, Bea Cukai memfasilitasi dengan sinergi bersama stakeholder, asistensi, sosialiasi dan pelaksanaan business matching.

Selain itu, Bea Cukai yang diwakili Bea Cukai Magelang hadir dalam kegiatan Coaching Programme for New Exporter (CPNE) yang diselenggarakan oleh LPEI dan BNI Xpora, pada Selasa (29/11). CPNE adalah program yang disiapkan dengan durasi sekitar satu tahun melalui tahapan seleksi pelaku usaha kecil menengah (UKM) berorientasi ekspor, yang ingin berkembang menjadi cikal bakal eksportir Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung melalui serangkaian tahapan-tahapan tertentu untuk menghasilkan UKM yang unggul dan dapat bersaing di pasar global.

Pemeriksa Ahli Pertama Bea Cukai Magelang, Siswanto, selaku perwakilan Bea Cukai Magelang mengatakan bahwa pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB), yaitu 61,97 persen dari total PDB nasional atau setara Rp8.500 triliun. “UMKM juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar yaitu 97 persen dari daya serap dunia usaha. Sayangnya, kontribusi UMKM untuk ekspor baru 15 persen, inilah yang perlu menjadi perhatian kita bersama untuk mendorong UMKM agar bisa ekspor,” ujarnya.

Dukungan terhadap ekspor UMKM juga ditunjukkan oleh Bea Cukai Tanjungpandan yang hadir pada kegiatan pembinaan UMKM yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bangka Belitung (Babel) dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur, pada Sabtu (03/12). Pemeriksa Ahli Pertama Bea Cukai Tanjungpandan, Dede Kadina, selaku perwakilan Bea Cukai Tanjungpandan menyampaikan terkait ketentuan umum ekspor, serta program fasilitas dan layanan Bea Cukai di bidang ekspor dan impor.

“Diharapkan dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, terbentuk sinergi yang baik demi mengembangkan potensi ekspor pelaku UMKM di pulau Belitung dan Pemulihan Ekonomi Nasional,” tutup Dede.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button