News

Duka Mendalam Iringi Kepergian 3 Siswa MTsN 19 yang Tewas Tertimpa Pagar Sekolah Ambruk

Suasana rumah duka Dendis Al Latif di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (7/10/2022). Dendis merupakan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 yang meninggal dunia karena tertimpa tembok pembatas sekolah yang ambruk akibat banjir di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Kamis (6/10/2022) sekitar pukul 14.50 WIB. (Foto: Antara)

Masih melekat ingatan M Solih, terhadap mendiang Dendis Al Larif (13), salah satu siswa MTsN 19 Pondok Labu, Jaksel, yang tewas lantaran tertimpa tembok pagar sekolah ambruk ketika hujan dengan intensitas tinggi, Kamis (6/10/2022). Dendis disebutnya cucu baik dan bersahaja yang tidak banyak tingkah.

Mungkin anda suka

“Enggak banyak laga (tingkah). Kalau malam juga hanya kumpul keluarga saja,” tutur Solih, ketika ditemui wartawan di rumah duka di Jalan M Khafi Nomor 2, RT 1/RW 6, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (7/10/2022).

Dendis dinyatakan tewas bersama kawannya sesama siswa MTsN 19 yakni Dicka Safa Ghifari (13) dan Muh. Adnan Efendi (13) tertimpa pagar panggung sekolah yang ambruk ketika hujan deras melanda Ibu Kota. Tak sedikit siswa MTsN 19 turut menyaksikan musibah tersebut.

Menurut Solih, kebersahajaan Dendis turut dirasakan oleh warga sekitar rumah. Dendis dikenal ramah oleh tetangga. Begitu pula oleh teman-teman sekolah yang menganggap almarhum orang asyik.

“Dendis itu orangnya ya asik sih kalau diajak main. Suka ngelawak juga kan di kelas,” kenang Muhammad Askal, teman sekelas almarhum.

Sejumlah teman Dendis menyempatkan hadir ke rumah duka. Tak sedikit diantara mereka merasakan trauma atas kejadian ambruknya tembok pembatas sekolah yang merenggut sejawat.

Rasa kehilangan mendalam terlihat jelas pada air muka para siswa yang datang melayat. Mereka berharap bangunan sekolah menjadi lebih layak lagi sehingga kejadian seperti ini tidak terulang.

“Kita di kelas setiap hari ketawa,” kenang sahabat Dendis yang lain, Hayzkil.

Kepedihan juga dirasakan orang tua almarhum yakni Yusnia sang ibunda. Khususnya ketika menguburkan jasad Dendis di TPU Kampung Kandang, Jaksel. Tangis ibunda pecah dan tubuhnya seketika lunglai ketika suami, ayahanda almarhum, Al Latif, melantunkan adzah di liang lahat.

Situasi serupa juga terlihat di keluarga mendiang Muh. Adnan Efendi. Ayahanda almarhum Acep Efendi, tidak menyangka si sulung menjemput ajal secara mengenaskan di lingkungan sekolah.

Sejatinya Adnan berhasil dievakuasi ke RS Prikasih. Keluarga menerima kabar tersebut sekitar pukul 14.50 WIB. Namun luka serius yang diderita korban pada bagian kepala membuatnya kritis. “10 menit kemudian terima lagi berita (kabar), beliau sudah meninggal,” kenang Asep membagikan kronologi meninggalnya keponakan yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kopo, Limo, Depok.

Ibunda almarhum Dicka Syafa Ghifari, nyaris tak bisa berdiri dan memilih untuk duduk di samping pusara sang putra yang dikebumikan di TPU Johar, Cinere, Depok. Haru-biru nampak secara nyata di wajah para pelayat yang tak sedikit dihadiri oleh teman-teman almarhum.

MTsN 19 yang menjadi salah satu sekolah favorit tetap melanjutkan kegiatan belajar-mengajar. Namun untuk sementara dipindahkan meminjam gedung MAN 11 yang lokasinya masih satu kecamatan dengan MTsN 19 yakni Cilandak. Menko PMK Muhadjir Effendy memastikan bangunan sekolah bakal direvitalisasi. Pemerintah bahkan berniat meluaskan areal sekolah yang sejak 1997 belum pernah direvitalisasi dengan membeli bidang tanah.

“Yang ada tanah Pemerintah DKI yang di sebelah ini mungkin bisa kita nego untuk bisa digunakan agar lahan yang sempit ini bisa diperluas,” tutur Muhadjir.

 

Erwin C. Sihombing

 

Back to top button