Market

Duet Bambang-Dhonny Mundur dari Proyek Rp466 Ttriliun, Ini Analisa Ekonom


Mundurnya dua petinggi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), menyisakan banyak misteri. Khususnya menyangkut alasan mundur, serta nasib IKN di masa depan.

Ekonom UPN Veteran-Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengatakan, keputusan Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe mundur dari posisi Kepala dan Wakil Kepala OIKN, memberikan efek demoralisasi bagi seluruh karyawan dan pemangku kepentingan IKN lainnya. 

“Ada lima dampak langsung dari kemunduran dua pimpinan OIKN itu,” papar ANY, sapaan akrabnya, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Pertama, kata ANY, mundurnya Bambang-Dhony membuat megaproyek IKN yang nilai investasinya Rp466 triliun, kehilangan pemimpin yang visioner. Dikhawatirkan mengganggu keberlanjutan visi jangka panjang proyek ini.

“Karena, kepala dan wakil OIKN memiliki peran sentral dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan serta strategi yang efektif. Ketidakhadiran keduanya akan menciptakan kekosongan yang sulit diisi dalam waktu singkat,” kata ANY.

Kedua, lanjut ANY, meski Presiden Jokowi menunjuk Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Raja Juli Antoni, tidak menjamin transisi kepemimpinan berjalan mulus.

“Proses penyesuaian terhadap kepemimpinan baru memerlukan waktu, dan selama periode ini, keputusan strategis yang penting mungkin tertunda. Hal ini dapat mengganggu momentum pembangunan yang sudah berjalan dan memperlambat kemajuan proyek,” ungkapnya.

“Ketiga, Pergantian pimpinan dapat menyebabkan perubahan dalam kebijakan dan pendekatan proyek. Jika kepemimpinan baru memiliki pandangan atau strategi yang berbeda, hal ini bisa memerlukan revisi rencana kerja, desain, atau anggaran, yang pada akhirnya menimbulkan ketidakpastian di antara para kontraktor dan pemangku kepentingan lainnya,” lanjut ANY.

Keempat, kata ANY, mundurnya Bambang-Dhony bakal mengganggu khususnya dalam hal koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk lembaga pemerintah, investor, dan masyarakat, akan memperlambat proses pembangunan.

“Kepala dan wakil kepala OIKN memiliki peran kunci dalam menjaga komunikasi yang efektif dan memastikan bahwa semua pihak bekerja secara sinergis,” tuturnya.

Kelima, menurut ANY, fenomena mundurnya Bambang-Dhony dari IKN, memengaruhi kepercayaan publik dan investor. Pengunduran diri ini juga berpotensi merusak kepercayaan publik dan investor terhadap proyek IKN.

“Persepsi ketidakstabilan dan ketidakpastian dapat membuat investor menjadi lebih berhati-hati atau bahkan menarik diri dari komitmen investasi mereka. Tanpa dukungan finansial yang kuat, pembangunan IKN bisa terhenti,” pungkasnya.

Mengingatkan saja, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, mengumumkan pengunduran diri Bambang dan Dhony dari OIKN di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/6/2024).

Dalam pengumuman itu, Pratikno mengaku tidak tahu alasan mundurnya Bambang dan Dhony. “Ya kalau namanya (alasan) mundur di surat, enggak disebutkan. Tentu saja kami enggak tahu juga,” kata Pratikno.

 

Back to top button