Saturday, 29 June 2024

Dua Penerbang Militer AS Pilih Berhenti dan Menentang Perang Gaza

Dua Penerbang Militer AS Pilih Berhenti dan Menentang Perang Gaza


Beberapa bulan setelah penerbang Amerika Serikat (AS) Aaron Bushnell membakar dirinya sebagai aksi protes, dua orang lainnya mengikuti jejaknya menentang perang Gaza. Dua anggota aktif Angkatan Udara AS ingin meninggalkan dinas militer dan menolak dukungan Washington terhadap militer Israel di Gaza.

Larry Hebert dan Juan Bettancourt mengatakan mereka tidak ingin lagi bertugas di militer AS karena perannya dalam perang yang telah menewaskan lebih dari 37.400 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Mereka telah secara resmi meminta, melalui prosedur yang ada di militer, untuk menjadi penentang hati nurani, orang-orang yang menolak berpartisipasi dalam dinas militer atas dasar etika atau moral.

Hebert, seorang penerbang senior yang bertugas aktif di Angkatan Udara AS, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ada sejarah panjang penolakan AS atas dasar hati nurani, termasuk sebagai protes terhadap perang di Vietnam dan Irak. Dia berharap sikapnya menjadi penentang karena alasan hati nurani adalah sebuah pilihan bagi tentara AS lainnya yang bertugas aktif. 

“Saya pikir banyak anggota militer yang sebenarnya tidak mengetahui sepenuhnya apa itu dan apa hak-hak mereka,” katanya. Saat cuti dari tugasnya pada bulan April, Hebert melakukan protes di luar Gedung Putih, menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza dan diakhirinya pengiriman senjata AS ke Israel.

Hebert sebelumnya mengatakan kepada stasiun televisi Amerika NBC News bahwa kematian Hind Rajab yang berusia enam tahun pada bulan Februari menjadi titik balik. Mobil keluarga Rajab menjadi sasaran tank Israel dan dia memohon penyelamatan melalui panggilan telepon saat terdampar di dalam mobil bersama kerabatnya yang meninggal.

“Dia terlihat hampir mirip dengan putri saya. Ini adalah sesuatu yang sangat sulit dipahami. Semua anak-anak ini memiliki aspirasi dan impian serta kehidupan yang banyak dijalani dan inginkan. Sangat tidak dibenarkan untuk mendukung apa yang terjadi,” kata Hebert mengatakan kepada NBC News. Ia menambahkan bahwa dirinya bekerja pada operasi AS untuk menyediakan penjualan senjata ke Israel.

Penerbang Juan Bettancourt juga mengatakan tidak dapat mendukung peran AS setelah menonton berita Gaza. “Saya melihat ribuan warga sipil tak berdosa dibantai sementara dunia menyaksikan melalui ponsel pintar mereka,” kata Bettancourt kepada NBC, yang melaporkan bahwa angkatan udara telah menindaklanjuti 36 permohonan penolakan karena alasan hati nurani sejak awal tahun 2021, sebanyak 29 di antaranya dikabulkan.

Dengan mengajukan keberatan secara terbuka, pasangan ini berharap dapat mempengaruhi posisi AS dalam mendukung Israel. Mereka juga dipengaruhi oleh Aaron Bushnell, penerbang AS yang melakukan aksi bakar diri pada bulan Februari untuk memprotes perang Gaza.

AS telah menyediakan ribuan bom besar, bersama dengan amunisi dan peralatan lainnya, serta dukungan intelijen, kepada militer Israel sejak dimulainya perang di Gaza. Senjata-senjata tersebut, termasuk bom seberat 907kg, telah berulang kali digunakan dalam serangan skala besar yang telah menewaskan banyak warga sipil. Termasuk serangan terhadap sekolah-sekolah yang dikelola PBB yang kini digunakan sebagai tempat perlindungan bagi pengungsi Palestina.

Parahnya awal pekan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merilis pernyataan video yang mengkritik keras AS karena “menahan senjata dan amunisi untuk Israel” dalam beberapa bulan terakhir.