Market

Ugal-ugalan Tambang Nikel di Indonesia, Cadangannya Tinggal Tiga Kali Pemilu

Tak sedang bercanda, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyebut cadangan nikel Indonesia bakal habis dalam 15 tahun ke depan. Atau 3 kali pemilihan umum yang digelar per 5 tahun.

Kata Menteri Arifin, cadangan nikel Indonesia, saat ini, tersisa 5,3 miliar ton. Sedangkan potensinya mencapai 17 miliar ton. “Jadi kalau 5 miliar ton ini kalau dengan kapasitas yang sama 15 tahun, tapi kalau bisa kembangkan potensi ini bisa panjang,” jelas Menteri Arifin, Jakarta, dikutip Senin (18/9/2023).

Selanjutnya, mantan Dubes RI untuk Jepang ini, mewanti-wanti agar industri tambang nikel, tidak boros alias ugal-ugalan dalam ekplorasi. “Nah ke depan kan industri baja ini bisa ada industri recycle, bisa top up jadi makin panjang lah (umur cadangan nikel). Cuma kita jangan boros,”  kata Menteri Arifin.

Sebelumnya, ekonom senior, Faisal Basri sudah mengingatkan soal semakin tirisnya cadangan nikel di perut bumi Indonesia. Dia menyebut, cadangan nikel yang tersisa di Indonesia cukup untuk 13 tahun.

Perkiraan Faisal, berdasarkan data cadangan nikel Indonesia dan kecepatan eksploitasi yang dilakukan saat ini. Menurut data United States Geological Survey (USGS). Indonesia memiliki cadangan nikel sebanyak 21 juta metrik ton. Angka sama dengan cadangan nikel Australia.

Masih merujuk data USGS, negara dengan cadangan nikel terbesar selanjutnya adalah Brasil dengan cadangan sebesar 16 juta metrik ton, diikuti Rusia 7,5 juta metrik ton, New Caledonia 7,1 juta metrik ton, dan Filipina 4,8 juta metrik ton.

Selanjutnya, ada Kanada yang memuliki 2,2 juta metrik ton, China 2,1 juta metrik ton, dan Amerika Serikat 0,37 juta metrik ton.

Meskipun menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, lanjut Faisal, usia cadangan nikel Indonesia, termasuk yang tersingkat di dunia. Biang keroknya, pengerukan nikel di Indonesia menembus angka 1,6 juta metrik ton setiap tahunnya.

“Indonesia paling gila, cuma 13 tahun (umur cadangan nikel), kalau seperti yang sekarang. Ini kan smelter tambah terus, jadi bisa lebih cepat (habis). Pak Jokowi enggak peduli sama itu, dapat Rp510 triliun dengan mengeruk semakin dalam kekayaan kita. Enggak dihitung sebagai ongkos, dampak lingkungannya enggak dihitung, enggak benar,” kata Faisal, Rabu (23/8/2023).

Faisal melanjutkan, pengerukan nikel di Indonesia berbeda dengan di Australia. Walau sama-sama memiliki cadangan 21 juta metrik ton nikel, tetapi produksi nikel Australia hanya 160 ribu metrik ton per tahun.

Walhasil, umur cadangan nikel negari Kanguru itu, masih bisa bertahan hingga 131 tahun.  Atau 10 kali lipat ketimbang Indonesia. Sehingga manfaatnya masih bisa dirasakan generasi-generasi yang akan datang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button