Kanal

Drone Lancet-3 Rusia Libas Artileri NATO, Apa Kelebihannya?

Drone Lancet-3 buatan Rusia disebut-sebut memiliki kekuatan menghancurkan yang dahsyat selama perang Ukraina. Beberapa senjata NATO seperti dari Jerman, Prancis dan Ceko termasuk peluncur HIMARS pun rontok terkena Lancet-3 ini. Apa sebenarnya kelebihan senjata ini?

Lancet loitering munition atau drone ‘kamikaze’ Rusia ini memang memiliki teknologi anti-laser jamming pertama di jenisnya yang disebut-sebut kebal terhadap beberapa sistem anti-drone. Menurut sumber seperti dilaporkan media Rusia mengklaim bahwa 45 persen artileri NATO, termasuk Howitzer M777, dihancurkan sendirian oleh UAV Lancet-3. Menurut laporan, sejak 1 Januari 2023, militer Rusia menghancurkan 59 M777, 13 M109 Paladin Self-Propelled Gun (SPG), 14 peluncur HIMARS, dan 30 SPG dari Polandia, Jerman, Prancis, dan Republik Ceko.

Menurut seorang tentara Ukraina, yang menyebut dirinya Flash dan mengaku spesialis teknologi radio, peralatan perang elektronik dapat menekan Lancet pada rentang frekuensi 868-870 MHz dan 902-928 MHz. Namun, Lancet hanya dapat dinetralkan saat berkeliaran di langit di bawah kendali operator dan mencari target, klaim Flash dalam postingan Facebooknya.

Flash mengatakan bahwa kompleks Bukovel dan Nota Ukraina, serta peralatan perang elektronik buatan sendiri dengan kekuatan 30-40W atau lebih tinggi dengan antena pengarah, dapat secara efektif menangani drone semacam itu.

Apa kelebihan Lancet-3?

Mengutip EurAsian Times, diproduksi oleh Zala dan Kalashnikov, Lancet-3 Rusia adalah amunisi jelajah ringan dengan hulu ledak tiga kilogram dan daya tahan 40 menit.

“Ini adalah pengembangan lebih lanjut dari amunisi jelazah KYB Kub (Cube), desain sayap terbang yang diuji tempur di Suriah pada tahun 2019,” tulis EurAsian Times.

Pada bulan Juli tahun lalu, Rusia pertama kali merilis rekaman dari video drone ‘kamikaze’ Zala Lancet-3 yang terbang ke target Ukraina. Tampaknya merupakan rekaman kamera langsung pertama dari kendaraan udara tak berawak (UAV) semacam itu.

Lancet-3 memiliki berat lepas landas 12 kilogram dan diluncurkan melalui sistem ketapel yang dipasang di rel, mampu mencapai target hingga 40 kilometer. Ia memiliki dua set sayap berbentuk X yang dapat dilipat dan dimasukkan ke dalam bagasi pembawa.

Lancet sekarang dilaporkan hadir dengan hampir di semua unit Rusia di Ukraina selatan dan timur, dan dipakai untuk bertahan melawan serangan balik Ukraina. Sekaligus mengkonsolidasikan cengkeraman mereka di wilayah pro-Rusia yang baru-baru ini memilih dalam referendum untuk tetap bersama Moskow.

Ukraina mengklaim pada 12 Oktober tahun lalu bahwa mereka telah menembak jatuh dua drone Zala Lancet, selain banyak drone ‘kamikaze’ Shahed-136 asal Iran. Namun, sebuah laporan mengutip ROSTEC, perusahaan induk yang memegang semua produsen senjata dan perusahaan ekspor senjata Rusia yang dikelola negara, mengatakan bahwa drone Lancet miliknya juga anti-senjata laser.

“Senjata laser terbaru tidak dapat membahayakan drone Rusia Lancet kamikaze karena perlindungan anti-laser bawaan. Hampir tidak mungkin untuk mencegat dan menghancurkan. Berkat perlindungan anti-laser bawaan, bahkan senjata laser terbaru melawan drone tidak takut dengan drone ini,” kata laporan itu.

Jaring kamuflase

Pada Januari, EurAsian Times melaporkan bahwa Lancet-3 bertemu tandingannya yakni sebuah jaring kamuflase sederhana. Video dan foto dari garis depan di Ukraina menunjukkan kendaraan udara tak berawak itu terjebak di jaring di atas tank Ukraina dan gagal menabrak kendaraan targetnya.

Ini kontras dengan atap logam yang menutupi tank Rusia yang tidak dapat menahan serangan peluru kendali anti-tank (ATGM) Javelin dan NLAW di awal perang. Gambar menunjukkan Lancet-3 terjerat dalam ‘jaring logam’ di atas Krab Self-Propelled Gun (SPG) 155 mm Polandia. Video bulan Desember lainnya menunjukkan Lancet-3 Rusia terjebak dalam jaring yang menutupi tank T-72 Ukraina.

Jaring dalam video ini bukan dari logam melainkan jaring kamuflase yang terbuat dari poliester berkekuatan tinggi. “Penyerangan dengan drone tidak perlu dilakukan di atap lambung kapal, tetapi di dahi atau dari punggung,” kata pesan grup Telegram yang meliput perang dari perspektif Ukraina.

Drone Lancet-3 mampu melumpuhkan SPG bukan tidak mungkin karena sistem artilerinya tidak berlapis baja seperti Main Battle Tank (MBT). Pelapisan lapis baja tambahan apa pun pada SPG akan menambah bobot saat ini karena senjata artileri onboard.

Sementara itu, seorang pejabat Iran mengatakan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) telah berhasil menguji drone ‘kamikaze’ presisi tinggi jarak jauh buatan sendiri yang dilengkapi dengan hulu ledak 50 kilogram. Ali Kouhestani, kepala Riset dan Organisasi Jihad Swasembada Angkatan Darat IRGC, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan kantor berita semi-resmi Tasnim.

Kendaraan udara tak berawak (UAV), bernama ‘Meraj-532’, memiliki jangkauan 450 kilometer dan dapat terbang pada ketinggian maksimum 12.000 kaki selama tiga jam berturut-turut, kata Kouhestani, mencatat bahwa drone dapat mencapai target dengan akurasi yang tepat. Drone terbaru Iran ini diperkirakan akan memperkuat jajaran persenjataan Rusia ini.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button