Tuesday, 02 July 2024

DPR Ungkit Target Lifting Minyak Sejuta Barel Sulit Tercapai, Bos SKK Migas Bakal Dicopot?

DPR Ungkit Target Lifting Minyak Sejuta Barel Sulit Tercapai, Bos SKK Migas Bakal Dicopot?


Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno mulai meragukan tercapainya target lifting minyak dan gas bumi sebesar sejuta barel minyak per hari (barrel oil per day/BOPD) pada 2030. perlu revisi, evaluasi dan harus ada yang bertanggung jawab.

“Pertama, target itu harus realistis. Kalau kita bicara target sejuta barel per hari pada 2030 yang tinggal 5,5 tahun lagi, rasanya mission almost imposibble. Dari tahun ke tahun terjadi penurunan lifting migas,” papar Eddy dikutip di Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Kedua, lanjut Sekjen DPP PAN ini, kegagalan ini harus ada pihak yang bertanggung jawab. Karena, penentuan target lifting migas ini menyangkut pemenuhan kebutuhan energi dalam serta. Serta menentukan cita-cita pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi.

“Siapapun yang gagal dalam mencapai target, tentu saja harus bertanggung jawab. Jangan kita gagal meraih target tetapi tidak ada konsekuensi. Enak sekali namanya. Jangan kita permisif karena masalah ini menyangkut kepentingan negara dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri. Serta mewujudkan ketahanan energi,” ungkapnya.

Dalam hal ini, Eddy mendorong perlunya evaluasi dan revisi atas target lifting migas sejuta BOPD pada 2030. Ada dua opsi yang bisa ditempuh, yakni targetnya mundur bukan lagi 2023. “Atau besaran targetnya turun menjadi 800 ribu barel, misalnya. Tapi ya itu tadi, konsekuensinya harus ada yang tanggung jawab,” tuturnya.

Sayangnya, Eddy tak menyebut siapakah pihak yang harus bertanggung jawab atas gagalnya target lifting minyak sejuta BOPD itu.

Bisa jadi yang dimaksud Eddy adalah Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Dwi Soetjipto. Karena dialah yang pertama kali menggulirkan target ambisius tersebut.

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Ramson S pun berpandangan senada. Target lifting minyak 1 juta barel per hari pada 2030 sangat mustahil tercapai berkaca dari tren produksi minyak bumi yang terus menurun dari tahun ke tahun.

“Minyak bumi menurun terus, jadi kalau ada target 2030, sebesar 1 juta barel per hari itu hanya mimpi di siang bolong saja,” tegas Ramson.

Di sela Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2024 pada Mei lalu, Dwi Soetjipto lempar handuk. Dia menyatakan berat mewujudkan target lifting sejuta BOPD pada 2030.

Dia pun meminta mundur dua tahun atau 2032 dengan alasan terjadi pandemi COVID-19 pada 2020-2021.  “Tapi kita masih commit bahwa oke karena ini (pandemi) menjadi permasalahan kemarin, ini kita geser. Jadi kemudian (target lifting minyak) 1 juta BOPD itu di 2032,” ungkap mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Pertamina (Persero) itu.

Dwi menegaskan, pihaknya akan terus mendorong potensi sumber daya minyak di berbagai wilayah kerja, baik blok migas yang terbuka maupun blok migas yang sudah beroperasi. “Baik masih area terbuka maupun sudah merupakan WK yang ada, mana saja yang potensi minyak, itu kita dorong terus,” tegasnya.