Market

Dorong Petani Sawit Lebih Sejahtera, Gapki Ingatkan Kualitas Produksi

Agar kehidupan petani sawit lebih sejahtera, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalimantan Selatan mengingatkan pentingnya penggunaan bibit unggul, serta fokus menjaga kualitas produksi.

Dikutip dari Antara, Banjarbaru, Selasa (27/12/2022), Sekretaris Eksekutif Gapki Kalsel, Hairuddin menyatakan bahwa harga TBS yang sempat terpuruk, kini berangsur membaik. Kondisi ini, diharapkan menjadi stimulus bagi petani sawit untuk menjaga kualitas serta meningkatkan produksi.

“Seiring membaiknya harga tandan buah segar atau TBS sawit, petani harus semakin bersemangat dalam memperhatikan perawatan tanaman. Ini penting untuk menjaga kualitas produksi serta produktivitas TBS,” kata Hairuddin.

Menurut mantan Kepala Dinas Pertanian Kotabaru itu, dalam 3 bulan terakhir ini, harga TBS di Kalsel mengalami kenaikan yang cukup bervariasi. Untuk TBS umur tanam 3 tahun, naik Rp129,45/kg, atau sekitar 7,67 persen. Sedangkan TBS usia tanam 22 tahun, harganya naik Rp183,42/kg, atau 7,83 persen.

Abu Bakar, petani sawit asal Kelumpang Selatan, Kotabaru, mengakui, untuk harga TBS hasil tanaman kebun plasma yang dikelola koperasi, cenderung stabil. Berbeda dengan TBS swadaya petani yang lebih fluktuatif. “Awal Desember 2022, tengkulak masih membeli TBS kami di kisaran Rp2.100/kg. Itu untuk semua umur. Namun pada akhir Desember, harga agak turun. Tengkulak membeli buah kami Rp2.070/kg,” terang Abu Bakar.

Dirinya berharap, semua pembeli atau pedagang pengumpul sawit, menetapkan harga TBS sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah yang diumumkan setiap bulan. Di mana, harga TBS yang ditetapkan pemerintah, belum sepenuhnya dijalankan. Khususnya untuk TBS swadaya petani. “Apabila penetapan harga tersebut berlaku penuh, maka tidak ada petani sawit yang tidak sejahtera,” ungkapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button