Untuk memangkas devisa dari impor solar, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia fokus menjalankan kebijakan biosolar berbasis minyak sawit, dari B40 ke B50.
Bahlil menyebut, implementasi B40 dimulai 1 Januari 2025 dengan jatah kuota sepanjang 2025 sebanyak 15,62 juta kiloliter (KL). Tahun depan, Presiden Prabowo Subianto mencanangkan penerapan B50.
“Kalau sudah kita lakukan (B40 ke B50), impor terhadap solar dipastikan berkurang, bahkan tidak adalagi pada tahun depan,” kata Bahlil, Jakarta, dikutip Sabtu (4/1/2025).
Di sisi lain, Bahlil mendorong peningkatakan produk riil dari solar (lifting). Caranya dengan memberdayakan sejumlah sumur migas yang masih produksi.
Sementara, Wakil Menteri (Wamen) ESDM, Yuliot Tanjung menyebut perlu waktu 1,5 bulan untuk transisi dari B35 ke B40. Artinya, paling telat pada Februari 2025 sudah tersedia B40.
“Untuk mandatorinya (B40) dari 1 Januari sampai Februari (2025). Untuk masa transisi kita habiskan dulu stok B35 sekaligus penyesuaian teknologi saat pencampuran menjadi B40,” kata Yuliot.
Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan, penerapan B40 menghemat devisa sebesar US$9,33 miliar atau setara Rp147,5 triliun (kurs Rp15.800/US$). “Devisa kita itu menghemat Rp 147,5 triliun untuk B40 ya,” kata Eniya.
Sedangkan dari penerapan B35, Eniya mengatakan, pemerintah menghemat devisa US$7,78 miliar, atau setara Rp122,98 triliun.
“Nah ini (devisa) meningkat Rp25-an triliun. Dari penurunan emisi meningkat dari 34,56 juta ton CO2 menjadi 41,46 juta ton CO2,” papar Eniya.
Penerapan B40 ini, kata dia, telah terlaksana sejak 1 Januari 2025. Namun program ini bakal sepenuhnya terlaksana pada Maret 2025. Karena itu tadi, ada masa transisi yang harus dilalui. “Jadi posisinya kan 1 Januari Kepmen-nya memang sudah ditandatangankan untuk mandatori B40-nya,” katanya.
Sebagai catatan, pelaksanaan B40 pada 2025, pemerintah mengalokasikan kuota biodiesel sebanyak 15,6 juta kl. Naik 20,18 persen dibandingkan kuota B35 sebanyak 12,98 juta kl.