Market

AMDK Mengandung Bromat Berlebih, YLKI Minta BPOM Lakukan Tes Berkala


Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo meminta BPOM melakukan tes berkala terhadap kandungan senyawa bromat dalam air minum dalam kemasan (AMDK). Lantaran dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari senyawa bromide itu.

“Di post market mestinya BPOM melakukan sampling menguji yang ada di pasar ke laboratorium apakah itu sesuai standar keamanan, membahayakan konsumen apa enggak,” kata Sudaryatmo, Jakarta, Rabu (20/12/2023).

Dia menjelaskan, tes secara berkala itu diperlukan, karena AMDK telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, terutama perkotaan. Di mana, AMDK menjadi alternatif air minum yang setiap saat dikonsumsi. Sehingga, kandungan zat dalam AMDK harus terjamin kualitasnya.

Meski demikian, masyarakat tetap perlu teliti dalam memilih dan mengkonsumsi AMDK, mengingat banyak industri yang hanya sekedasar klaim. Masyarakat tetap perlu mengetahui dan mengenal zat-zat yang terkandung dalam AMDK dan memastikan kadar zat-zat tersebut tidak melebihi ambang batas yang ditentukan pemerintah. Salah satu zat yang diatur ambang batasnya adalah senyawa bromida.

Kekhawatiran akan kandungan bromida pada air kemasan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan temuan yang mengejutkan terkait kadar bromat pada AMDK. 

Beberapa negara tercatat menarik produk AMDK karena kandungan bromat yang melebihi ambang batas yang telah ditetapkan otoritas keamanan setempat.

Pada 2019, misalnya, otoritas makanan dan obat Saudi Arabia (SFDA) memperingatkan konsumen untuk tidak mengonsumsi air kemasan dengan merek Amana yang diproduksi pabrik AMDK di Riyadh. Karena, AMDK mengandung bromat melebihi ambang batas yang diperbolehkan. Terakhir negara bagian Florida, pada Juli 2023, menarik 300.000 botol AMDK Blue Triton, karena hal yang sama.

Sudaryatmo menerangkan, bromat biasanya tidak ditemukan secara alami dalam sumber air atau pada bahan baku air, namun terbentuk saat proses disinfeksi yang dapat akan menimbulkan produk samping disinfeksi (disinfection by product atau dbp).

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menyebutkan bahwa orang yang mengonsumsi bromat dalam jumlah besar mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. Konsentrasi bromat yang tinggi juga dapat berpengaruh pada ginjal, efek sistem saraf, dan gangguan pendengaran. 
 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button