Market

Diserang Inflasi Tinggi, Ekonomi Negeri Singa Terancam Resesi

Ternyata, bukan hanya Amerika Serikat saja yang ternacam ekonominya karena inflasi tinggi. Sebut saja, negeri jiran Singapura mengalami masalah yang sama beratnya.

Dikutip dari Reuters, Sebib (25/7/2022), inflasi utama Singapura pada Juni 2022 meroket hingga 6,7 persen. Ini angka tertinggi sejak September 2008.

Sedangkan tingkat inflasi inti, melejit menjadi 4,4 persen pada bulan yang sama. Data menunjukkan, inflasi meningkat di berbagai kategori termasuk layanan, makanan, ritel, dan utilitas.

Torehan ini meningkatkan tekanan pada bank sentral untuk mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter lagi pada akhir tahun ini jika tekanan inflasi terus berlanjut.

“Kasus dasar kami tetap bagi Otoritas Moneter Singapura untuk memperketat pengaturan kebijakan FX lagi pada Oktober,” ujar ekonom senior di Barclays, Brian Tan.

Sedangkan inflasi Mei 2022 mencapai 5,6 persen, melanjutkan tren kenaikan beruntun sejak Februari 2022. Kenaikan inflasi inti dipicu kenaikan harga di hampir semua komponen. Mulai dari makanan yang naik 5,4 persen dibandingkan Mei sebesar 4,5 persen. Harga pakaian melesat 5,5 persen dibandingkan 2,2 persen, dan rumah meningkat 5,2 persen dibanding 5 persen.

Sebelumnya,Monetary Authority of Singapore (MAS) atau bank sentral Singapura, memperketat kebijakan moneternya secara mengejutkan pada 14 Juli 2022. Kebijakan pengetatan ini adalah yang keempat dalam sembilan bulan terakhir. Bank sentral biasanya menelorkan dua kebijakan moneter terjadwal dalam setahun, yakni pada April dan Oktober.

Back to top button