Hangout

Dinkes DKI: Tidak Ada Penambahan Kasus Gagal Ginjal Akut sejak 31 Oktober

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Widyastuti secara implisit menilai obat antidotum atau penawar fomepizole cukup manjur menekan angka kasus gagal ginjal akut progresif atipikal.

Buktinya, sejak 31 Oktober 2022 hingga Selasa (8/11/2022) pihak Dinkes DKI mencatat tak ada penambahan kasus.

Mungkin anda suka

“Tadi saya sampaikan bahwa sejak 31 Oktober 2022 tidak ada kasus baru di DKI,” jawab Widyastuti saat disinggung soal tren penurunan kasus imbas penyebaran obat antidotum.

Widyastuti mengatakan, kebutuhan obat antidotum bagi anak penderita gagal ginjal akut pada praktiknya difasilitasi penuh oleh Kemenkes.

“Obat antidotum penawar tadi tersedia melalui jalur Kemenkes, jadi semua Faskes yang merawat pasien dengan dugaan kasus ini dengan mudah akan mendapatkan secara gratis kepada Kemenkes,” tegasnya.

Dinkes DKI menurut Widyastuti juga melakukan beragam upaya agar kasus gagal ginjal akut pada anak tak mengalami lonjakan. Salah satunya melarang seluruh merk obat sirop untuk dikonsumsi.

“Kami merujuk edaran terbaru dari BPOM maupun Kemenkes bahwa ada sekian obat yang ditarik izin edarnya. Kita tahu dinamika dari suatu regulasi karena sedang berproses. Teman-teman BPOM-Kemenkes kan sedang berproses,” ujar Widyastuti menambahkan.

Pun pelarangan penggunaan obat sirop jenis apapun menurut dia juga demi kemudahan warga dalam mencermati dinamika yang ada. Termasuk pernyataan Kemenkes yang belum lama ini mengatakan bahwa ada sekitar 156 obat sirop yang aman digunakan.

“Kami memudahkan komunikasi risiko saja. Karena ada pertanyaan-pertanyaan warga, yang sempat bingung melihat suatu daftar obat (156 merek). Jadi kami memudahkan (melarang seluruh obat sirop),” tuturnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button