Market

Dikepung dari 4 Penjuru Angin, Keuangan Kelas Menengah Babak belur


Kelompok masyarakat yang paling apes saat ini, bisa jadi adalah kelas menengah.

Pengeluaran bengkak karena kenaikan harga, sementara penghasilan mereka tak bertambah. Malah trennya berkurang.

Jadi sulit untuk percaya bahwa perekonomian Indonesia masih baik-baik saja. Atau angka kemiskinan turun, agak sulit diterima akal sehat.

Untuk mencari tahu apakah kelas menengah benar-benar menjadi golongan yang paling apes, simak saja mandiri Spending Index disingkat SPI. .

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menerangkan, beratnya tekanan untuk kelompok menengah bisa dicermati dari MSI.

Saat ini, kata dia, pengeluaran masyarakat kelas menengah-bawah fokus kepada kebutuhan sehari-hari, atau yang terkait supermarket.

“Supermarket ini biasa kami gunakan sebagai proxy untuk belanja makan dan minuman,” kata Andry, dikutip Sabtu (18/5/2024).

Andry mengatakan data MSI menunjukkan porsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk kebutuhan makan minum pada 2024 melonjak tinggi dibandingkan tahun 2023.

Dia bilang pada Januari 2023, porsi penghasilan yang digunakan untuk membeli kebutuhan primer masih 13,9%.

Ketika konsumsi makanan melonjak pada bulan puasa dan Lebaran 2023, porsi penghasilan yang digunakan untuk makanan juga masih 16,6 persen.

Pada Mei 2024, kata Andry, porsi penghasilan masyarakat yang dipakai untuk kebutuhan makan dan minum naik hingga 26 persen. “Jadi dua kali lipat,” ujarnya.

Andry mengatakan data ini menunjukkan masyarakat Indonesia semakin banyak mengalokasikan penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari.

Hal itu bisa terjadi karena harga bahan pokok yang naik, sementara pendapatan masyarakat segitu-segitu saja.

“Sehingga kalau untuk belanja yang secondary relatif terbatas, ini yang akan berpengaruh pada kemampuan belanja barang non-primer,” katanya.

Lalu, kelompok mana yang paling tertekan daya belinya? Andry menyebut kelompok itu adalah kelas menengah dan kelas bawah.

Andry mengatakan data simpanan masyarakat di bank menunjukkan tabungan kelompok masyarakat terbawah sempat turun ketika harga makanan pokok naik.

Namun, belakangan angka itu melandai seiring dengan pengucuran bantuan sosial dari pemerintah.

Sementara itu, untuk kelompok menengah-bawah, Andry mengatakan indeks belanja mereka stagnan.

Artinya, mayoritas penghasilan kelompok ini masih tergerus oleh kenaikan harga bahan pangan. Di lain sisi, jumlah tabungan kelompok ini juga berkurang.

“Ini yang kita sebut makan tabungan, jadi kalau mau belanja keluarin dulu tabungannya,” kata dia.

Terakhir untuk kelompok atas, Andry mengatakan tabungan kelompok ini justru mengalami kenaikan dengan daya beli yang terjaga.

Dia mengatakan kenaikan tabungan kelompok ini ditopang oleh pendapatan dari investasi yang mereka lakukan di saham maupun obligasi.

 

Back to top button