Kanal

Di Beranda Istana Alhambra (32 – Melihat Pameran IT di Barcelona)

Seperti biasanya setiap Jum’at Aku ke KBRI, disamping untuk bertemu dengan teman-teman Indonesia, kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh teman-teman yang bekerja di sejumlah perusahaan yang berkantor tidak jauh dari Kedutaan.

Aku merasa wajib untuk datang setiap Jum’at setelah dilibatkan sebagai Takmir Mushala Assalam, karena setelah shalat seringkali rapat dilakukan.

Sebelum Shalat Jum’at dimulai, sejumlah staf KBRI berbicara tentang pengaturan teknis keberangkatan ke Barcelona. Aku iseng kemudian ikut nimbrung;

A: “Kapan mau berangkat ?”.

S: “Hari Minggu, karena Senin pagi Pak Mentri akan tiba, jadi Kami juga harus ikut menjemputnya di Bandara”.

A: “Mentri siapa ?”.

S: “Kominfo”.

A: “Dalam rangka apa ?”.

S: “Menghadiri MWC22”.

A: “Ap aitu MWC22 ?”, kataku tak faham.

S: “Ini acara pameran tahunan kemajuan teknologi mutakhir di bidang IT dari berbagai perusahan di seluruh dunia.

Perusahan-perusahan yang berpartisipasi biasanya menampilkan berbagai produk terbarunya yang mengandung teknologi canggih. Karena itu para pakar, pengambil kebijakan, disamping para pengusaha juga berkepentingan hadir. Dalam pameran ini, panitia dan pemerintah Spanyol selaku penyelenggara memanfaatkan kesempatan ini untuk menyelenggarakan berbagai seminar, kontak bisnis, dan pertemuan terbatas antara para pengusaha dengan pengambil kebijakan. Karena itu, pameran ini juga efektif untuk dimanfaatkan untuk lobi”.

Otakku langsung berputar, ini kesempatan untuk menambah wawasanku terkait teknologi modern berbasis digital, agar Tesisku semakin mantap. Usai shalat Aku langsung ke Lantai 6 untuk bertemu Bu Nany;

A: “Bisa ketemu Bapak ?”.

N: “Masih ada tamu”, jawabnya pendek.

A: “Masih lama nggak ?”.

N: “Kelihatannya serius”.

A: “Kalau begitu Saya makan dulu, kalau sudah selesai tolong disampaikan kalau saya mau menghadap, dan jam berapa bisa, tolong saya di WA”, kataku.

N: “OK”, jawab Sekretaris Dubes sambil mengetik di komputernya.

Setelah usai makan di restoran dekat KBRI tempat dimana para staf biasanya berlangganan, Aku cek WA yang masuk, kok belum ada isyarat. Aku kemudian memesan Capucino sambil menanti tanda-tanda dari Bu Nany. Sampai Capucino habis belum juga ada pesan yang kunanti.

Siapa tamu siang ini dan apa yang dibicarakan kok kelihatannya serius. Aku tunggu sepuluh menit lagi, kalau tidak ada info Aku putuskan untuk pulang. Aku cek sekali lagi WA yang masuk sebelum Aku meninggalkan restoran. “Alhamdulillah yang Ku nanti akhirnya datang juga”.

D: “Apa khabar ?”, sapa Pak Dubes seperti biasanya saat Aku memasuki ruangannya.

A: “Baik Pak”, jawabku sambil duduk di kursi yang berada di hadapannya.

D: “Ada yang bisa dibantu ?”, pertanyaannya standar seperti biasa.

A: “Saya dengar akan ada pameran di Barcelona, katanya Menkominfo akan hadir”, kataku memulai.

D: “Ya betul, karena itu Saya akan ke Barcelona”, kata Pak Dubes menjelaskan rencananya.

A: “Saya ingin mengunjungi juga Pak, agar wawasan saya tentang teknologi modern bertambah”.

D: “OK berangkat bareng saya saja”, kata Pak Dubes menawarkan.

A: “Begini Pak, istri saya belum pernah ke Barcelona, apa lagi sudah agak lama tidak Saya ajak jalan-jalan, jadi Saya pengen sekaligus rekreasi keluarga”, kataku sambil menggosok-gosokkan kedua telapak tangan untuk menutupi perasaan sungkan.

D: “Ya sudah nanti biar dipesankan kereta oleh Bu Nany”, respon Pak Dubes langsung.

A: “Terimakasih, maaf kalau merepotkan”, kataku sambil berdiri mohon pamit.

Bertempat di pusat Kota Barcelona di sebuah bangunan besar dan megah menyerupai PRJ di Jakarta, Aku dan Istriku Ipah masuk dari gerbang depannya yang dijaga ketat. Aku harus menunjukkan tanda registrasi yang telah Aku lakukan sebelumnya melalui online.

Di masa Pandemi, jumlah pengunjung dibatasi dan untuk pameran ini pengunjung juga diseleksi tergantung dari kebutuhannya. Ruang-ruang tertentu hanya boleh dimasuki oleh para pejabat dan para pengusaha yang sudah teregistrasi secara online. Para petugas memeriksanya melalui scanning barcode yang dikirimkan ke HP.

5 G Connect, CloudNet, Advancing AI, FinTech, Internet of Everything, Tech Horizon, demikian terpampang di layar lebar elektronik di pintu masuknya. Tidak semuanya istilah-istilah itu Aku fahami. Ruang pameran luas sekali dan Aku melihat banyak sekali orang lalu-lalang. Selain orang Spanyol, nampak wajah-wajah Jepang, China, atau Korea yang Aku tidak bisa membedakannya. Orang-orang berkulit hitam rambut keriting sebagai tanda orang-orang yang berasal dari Afrika, disamping wajah India dan Arab terus lalu-lalang di hadapanku.

Berbagai produk mutakhir buatan China, Amerika, dan Korea nampak mendominasi disamping berbagai produk negara lain yang cukup menonjol seperti Jerman, Taiwan, dan sejumlah negara Eropa. Yang banyak menarik perhatian pengunjung adalah berbagai produk berbasis internet, khususnya yang berhubungan dengan Big Data, Metaverse, Google, dan berbagai patform yang kini mendominasi computer atau HP kita.

Setelah mengunjungi pameran ini Aku semakin yakin bahwa siapa yang menguasa teknologi, maka bukan saja akan menguasai ekonomi, tetapi juga menguasai politik, dan akan menguasai persenjataan modern di masa depan. Dengan kata lain, siapa yang menguasai ilmu pengetahuan, sain, dan teknologi, maka merekalah yang menguasai dunia. Apalagi pengertian dunia kini sudah meluas menjadi penguasaan wilayah ruang angkasa.

Dr. Muhammad Najib

Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO. Penulis Buku "Mengapa Umat Islam Tertinggal?" info pemesanan buku
Back to top button