Market

Di Balik Marahnya Sri Mulyani Dikritik Utang, Tahun Ini Nambah Rp696,4 Triliun

Pekan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani geram betul, lantaran terus dikritik soal utang pemerintah. Ternyata, ada rencana menambah utang Rp696,4 triliun pada tahun ini.

Tak sedang bercanda, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Suminto menyebut. adanya rencana menambah utang anyar pada tahun ini, sebesar Rp696,4 triliun.

Utang tersebut, kata Suminto, dibutuhkan untuk mendanai pembiayaan APBN Tahun Anggaran 2023. “Pemenuhan kebutuhan pembiayaan utang di situ Rp696,4 triliun. Untuk pembiayaan defisit sebesar Rp598,2 triliun dan pembiayaan non utang Rp98,2 triliun,” kata Suminto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Suminto menjelaskan, sumber pembiayaan utang tadi bakal berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 90 persen-95 persen, dan pinjaman sekitar 5 persen-10 persen. Utang dari SBN, secara rinci sekitar 69-75 persen dilakukan dengan menerbitkan SBN domestik non ritel, 10-15 persen melalui SBN ritel, dan 13-16 persen melalui SBN valuta asing (valas).

Sedangkan, utang dari pinjaman, secara rinci mencapai 4-6 persen bakal dilakukan melalui pinjaman program. Sebesar Rp32,6 triliun melalui pinjaman luar negeri proyek, dan Rp3,5 triliun melalui pinjaman dalam negeri.

Dalam sebuah seminar di Jakarta, Jumat (3/2/2023), Sri Mulyani menumpahkan kekesalannya. Lantaran ada pihak-pihak yang gencar menarasikan bahwa utang pemerintah adalah salah. Ada upaya stigmatisasi politik terhadap utang pemerintah.

Dia bilang, persepsi publik coba digiring kepada sebuah pemahaman bahwa perekonomian suatu negara dianggap sehat jika tidak memiliki utang. Padahal, menurut Sri Mulyani, selama rasio utang terkendali dengan GDP, perekonomian suatu negara masih dalam taraf sehat.

“Jadi memang masyarakat Indonesia perlu untuk terus. Saya anggap media di Indonesia itu, kan selama ini sering menjadikan utang itu sebagai stigma politik. Semoga tidak latah. Itu saja,” kata Sri Mulyani.

Selanjutnya dia menyebut tidak ada negara yang sehat tanpa utang, termasuk Brunei Darussalam, Arab Saudi yang dikenal sebagai negara kaya. Termasuk negara-negara yang ekonominya maju, tetap berutang.

Seharusnya, Sri Mulyani malu bukan marah-marah. Lantaran itu tadi, utang negara terus bertambah. Kalau jadi, tahun ini utang pemerintah bertambah Rp696,4 triliun, maka sampai akhir 2023 totalnya menggunung Rp8.430,39 triliun. Karena utang pemerintah per Desember 2022 tercatat Rp7.733,99 triliun.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button