Market

Di Balik Batalnya Uji Coba MLFF di Tol Bali, Teknologinya Bermasalah

Tampaknya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) harus menunda pemberlakuan bayar tol tanpa sentuh dan berhenti atau Multi Lane Free Flow (MLFF). Karena ada masalah yang serius.

Disampaikan juru bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, uji coba transaksi jalan tol tanpa sentuh tanpa berhenti, atau Multi Lane Free Flow (MLFF) yang sedianya digelar 1 Juni 2023 di Bali, batal. Alasannya, teknologi tak siap.

“Jadi, teknologi MLFF sudah diterapkan di Rusia, Hungaria, dengan kondisi masing-masing negara. Ini ada perbedaan visi sejak Agustus tahun lalu. Kami sudah coba cari solusi tapi sampai saat ini tidak bisa,” kata Endra, dikutip Sabtu (3/5/2023).

Namun demikian, Endra mengaku telah mendapatkan informasi terkait kisruh di balik pembatalan itu. Dan, pihak Kementerian PUPR akan mempelajari kembali penyesuaian rencana pemberlakuan transaksi tol nirsentuh. “Kemungkinan pemberlakuan MLFF secara nasional akan mundur dari jadwal. Kami akan mempelajari dulu penyesuaian rencana kerjanya ke depan,” ujar Endra.

Informasi saja, kisruh mengenai pemberlakuan tol nirsentuh berawal dari uji coba di Jalan Tol Bali Mandara yang dijadwalkan pada 1 Juni 2023, namun tidak terlaksana dan tanpa kejelasan dari PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), yang merupakan Badan Usaha Pelaksana (BUP) MLFF.

Di mana, RITS adalah anak perusahan Roatex Ltd. Zrt asal Hungaria. Saham RITS dimiliki 99 persen oleh Roatex Ltd. Zrt, dan sisanya 1 persen milik perseorangan yang juga berasal dari Hungaria.

Muncul kabar bahwa batalnya uji coba nirsentuh di Tol Bali Mandara, lantaran sistem dalam MLFF buatan Hungaria itu, menimbulkan kebocoran atau kehilangan pendapatan. Padahal, sistem MLFF ini sudah diterapkan di Hungaria sejak 2013.

Mantan Dirut RITS, Musfihin Dahlan mengakui adanya potensi kehilangan pendapatan saat MLFF Hungaria diterapkan. “Dalam proposal seluruh pendapatan yang sekarang dengan e-toll, 100 persen akan sama saat penerapan MLFF. Tapi setelah dicek ada kehilangan 20 persen. Ini tidak mungkin uji coba,” ungkap Dahlan.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah diminta membayar 80 juta dolar AS atau Rp1,2 triliun kepada perusahaan Hungaria Multicontact Zrt yang ditunjuk Roatex Zrt. Adapun lingkup proyek MLFF yang direncanakan adalah Design-Build-Finance-Operate-Transfer (DBFOT), dengan konsesi 10 tahun. Skema pengembalian proyek dengan user charge (tarif) dan nilai investasi sebesar Rp4,4 triliun.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button