News

Demo Mahasiswa Pecah di Berbagai Daerah, ‘Hasrat’ Jokowi 3 Periode Tersendat

Demo mahasiswa menolak jabatan tiga periode Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai pecah di berbagai daerah. Seperti di Kota Jambi, Kamis (7/4/2022), Aktivis mahasiswa dari organisasi PMKRI, HMI, PMII, GMKI, GMNI, IMM, dan KAMMI yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus, melakukan demonstrasi menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Kota Jambi.

Ada tiga tuntutan Cipayung Plus. Pertama, menolak perpanjangan jabatan presiden tiga periode. Kedua, turunkan harga minyak goreng. Terakhir tolak kenaikan harga BBM.

Foto: Radarcirebon.com

Aksi juga terjadi di Kota Cirebon, Jawa Barat. Massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Cirebon Menggugat menggelar demo di depan Gedung Kota Cirebon.

Dalam aksi ini, massa turut menolak Presiden Jokowi tiga periode dan penundaan Pemilu 2024. Tuntutan lainnya menolak kenaikan bahan bakar minyak, stabilkan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, dan tolak RUU Ibu Kota Negara.

Aksi tersebut sempat ricuh lantaran mahasiswa mencoba merangsek masuk ke area dalam gedung dewan diadang oleh aparat.

Sebelumnya, demo mahasiswa menolak Presiden Jokowi 3 periode juga pecah di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (6/4/2022) sore. Massa berasal dari Univesitas Hasanuddin.

Sementara itu, sedikitnya bakal ada 1.000 mahasiswa dari BEM-SI, Aliansi Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia, Aliansi Mahasiswa Jurusan dan Aliansi Mahasiswa Fakultas yang akan berdemonstrasi di Istana Negara pada Senin (11/4/2022).

Aksi itu untuk menolak perpanjangan jabatan Presiden Jokowi menjadi 3 periode atau penundaan Pemilu 2024.

Bola Panas Jokowi Tiga Periode

Beberapa waktu terakhir, mengalir gagasan berbahaya  yang berpotensi mencederai semangat reformasi. Yakni, Penundaan Pemilu 2024.

Gagasan itu keluar dari mulut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar. Ide ini juga secara otomatis akan memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi, yang seharusnya berakhir pada Oktober 2024 mendatang.

Bola panas itu membuat publik penasaran, siapa dalang di balik gagasan penundaan pemilu? Bocoran di kalangan wartawan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kabarnya berada di belakangnya.

Belum juga reda, muncul lagi dukungan dari Organisasi Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi). Dukungan ini menggema saat acara Silaturahmi Nasional Apdesi 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (29/3/2022).

Dalam acara yang menghadirkan Presiden Jokowi dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan itu, banyak peserta yang juga kepala desa menginginkan Jokowi kembali menjabat sebagai presiden untuk periode ketiga. Padahal, kepala desa merupakan bagian dari aparatur negara yang seharusnya taat pada konstitusi. Yakni, presiden hanya menjabat dua periode saja.

‘Sandiwara’ Politik Jokowi-Luhut Tamat

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais, menyebut Jokowi-Luhut semakin ugal-ugalan dalam ‘sandiwara’ politik. Sebab, penundaan Pemilu 2024  secara otomatis akan memperpanjang tampuk kepemimpinan Jokowi di republik ini.

“Sandiwara politik oleh duet Jokowi-Luhut makin lama makin ugal-ugalan.” ujar Amien di kanal YouTube-nya Amien Rais Official dikutip Inilah.com.

Bahkan Amien Rais, menyimpulkan Jokowi seakan tidak tahu kapan harus mengakhiri masa jabatannya. Padahal, dalam Pasal 7 UUD 1945 sudah jelas mengatur tentang masa jabatan presiden hanya dua periode.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin, pesimis jika Jokowi tidak tertarik soal agenda tiga periode. Menurutnya, Jokowi memiliki kepentingan untuk mengamankan kelanjutan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Semua politisi paham dan rakyat pun tahu. Tak ada jebak menjebak, yang ada malu-malu tapi mau,” kata Ujang kepada Inilah.com beberapa hari lalu.

Berselang kemudian, Presiden Jokowi, tampil dan meminta semua menteri Kabinet Indonesia Maju setop bicara terkait isu penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Namun, ia tidak tegas menekankan Pemilu 2024 bakal tetap berlangsung sesuai jadwal.

Lantas, publik bertanya-tanya apakaah pernyataan Presiden Jokowi meminta para menterinya bungkam tanda isu tiga periode bakal tamat? Atau hanya sekadar tersendat dan bergulir lagi ke depan? Hanya Jokowi dan Tuhan yang tahu jawabannya. [yud]

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Willi Nafie

Jurnalis, setia melakukan perkara yang kecil untuk temukan hal yang besar
Back to top button