Pemilik Inter Miami dan Duta UNICEF, David Beckham, akhirnya mengangkat isu Palestina di media sosialnya setelah delapan bulan. Ini menimbulkan berbagai reaksi, mengingat dua tahun lalu media sosialnya dibanjiri dukungan untuk Ukraina.
Unggahan Beckham di Instagram menyoroti aksi tentara Isreal yang telah membombardir tenda-tenda darurat yang hancur akibat pemboman di Rafah, Jalur Gaza selatan.
Beckham menyoroti tragedi yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh bulan ini, yang telah menyebabkan ribuan anak-anak tewas atau terluka.
“Pembunuhan anak-anak yang berlindung di tenda-tenda darurat tidak dapat diterima,” tulis Beckham yang mengunggah ulang postingan dari Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF.
“Harus ada gencatan senjata segera, pembebasan tanpa syarat semua sandera, dan penghentian pembunuhan anak-anak yang tidak masuk akal ini,” tulisnya
Ia juga menyuarakan keprihatinannya, menyerukan tindakan segera untuk menghentikan kekerasan ini.
“Kami telah menyaksikan tragedi ini berlangsung selama lebih dari tujuh bulan, mengakibatkan ribuan anak-anak tewas atau terluka,” katanya. “Harus ada gencatan senjata segera, pembebasan tanpa syarat semua sandera, dan penghentian pembunuhan anak-anak yang tidak masuk akal.”
Krisis di Rafah dan Serangan Israel
Seperti diketahui tentara Israel pada Selasa (28/5/2024) kemarin memperluas serangannya di Rafah, Jalur Gaza selatan, dengan merebut lebih banyak wilayah perbatasan dengan Mesir, atau yang dikenal sebagai Koridor Philadelphia. Tindakan ini bertujuan untuk mengisolasi Gaza dari kontak dengan Mesir, dan pada akhirnya, dengan seluruh dunia.
Serangan besar-besaran ini memaksa ribuan orang meninggalkan Rafah barat menuju Khan Younis dan daerah-daerah di Jalur Gaza tengah. Sedikitnya 16 warga Palestina tewas dalam pemboman Israel di Rafah pada Senin malam (27/5), menurut sumber medis.
Unggahan Beckham ini menggarisbawahi pentingnya perhatian internasional terhadap krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Palestina dan menyerukan tindakan segera untuk menghentikan kekerasan dan melindungi anak-anak yang menjadi korban utama dalam konflik ini.