Market

CORE: Faktor Permintaan dan PPN Bakal Pacu Inflasi April 1 Persen

Kenaikan permintaan dan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen berpotensi memicu kenaikan inflasi. Perkiraan angkanya mencapai di atas 1 persen pada April 2022. Proyeksi tersebut datang dari Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet.

“Kami sendiri memperkirakan inflasi pada April bisa berada di atas 1 persen. Ini lebih tinggi ketimbang dengan pergerakan harga pada Maret,” katanya di Jakarta, Senin (18/4/2022).

Mungkin anda suka

Yusuf menjelaskan kenaikan tarif PPN mendorong pelaku usaha untuk melakukan penyesuaian. Penyesuaian ini baik harga pokok, produksi, maupun harga jual dari suatu produk. Selisih dari kenaikan ini akan mendorong kenaikan harga.

Menurutnya, besaran persen kenaikan harganya pun akan sangat dinamis karena pelaku usaha melakukan penyesuaian yang tidak rigid sesuai dengan kenaikan tarif PPN itu sendiri.

Sebagai ilustrasi, jika harga barang sebelum kenaikan PPN Rp10.000 maka harga setelah PPN naik mencapai Rp11.100 mengingat pengenaan PPN 11 persen adalah Rp1.100.

Dalam hal tersebut, pedagang bisa saja mengenakan tarifnya di atas Rp11.100. Jumlah ini jika teragregasi tentu akan mendorong kenaikan harga atau inflasi ke arah yang lebih tinggi.

“Meski sumbangan antarsatu komoditas dan komoditas lain akan berbeda tetapi jika terjadi perubahan harga ketimbang periode sebelumnya ini sudah tentu akan tercatat sebagai inflasi,” jelas Yusuf.

Terlebih lagi, pada saat yang bersamaan terdapat faktor lain seperti efek dari kenaikan harga pertamax dan seasonal Ramadhan yang pada umumnya mendorong kenaikan harga akibat tingginya permintaan barang dan jasa.

Ia menjelaskan, pelonggaran mobilitas yang pemerintah berlakukan berkorelasi positif terhadap aktivitas perekonomian yang akan lebih bergeliat ketimbang periode sebelumnya.

Oleh sebab itu, jika permintaan akibat aktivitas perekonomian ini terjadi maka umumnya akan mendorong kenaikan inflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,66 persen pada Maret 2022 yang didorong oleh komoditas cabai merah, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan serta minyak goreng.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button