News

Cerita Yahya Waloni Sebut Injil Palsu hingga Diberi Makan Napi Kristen di Penjara

Yahya Waloni baru saja dinyatakan bebas setelah menjalani hukuman penjara selama 5 bulan di rutan Bareskrim Polri. Ia selesai menjalani masa hukuman pada 31 Januari 2022 kemarin.

Yahya menjalani hukuman usai terlibat kasus ujaran kebencian saat melakukan ceramah. Sebelumnya komunitas Masyarakat Cinta Pluralisme melaporkannya dengan tuduhan menistakan agama Kristen dalam ceramahnya yang menyebut bahwa Bible atau Injil itu palsu.

Namun, setelah keluar dari penjara, sang mantan pendeta mengalami perubahan drastis. Dia telah merenungkan kesalahannya selama ini selama dalam tahanan.

“Saya keliru besar sekali. Saya tidak boleh begitu, Saya merenung dalam penjara,” kata Yahya Waloni dalam YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (16/2).

Sebelum terjerat hukuman, Pemuka agama tersebut sering menyinggung dan menyerang ritual agama lain. Kini, dia mengakui kesucian ritual dari seluruh agama.

“Biar bagaimana pun segala sesuatu yang dilakukan oleh ritual agama lain itu adalah hal yang suci.” ucapnya.

Selain itu, Ia mengungkapkan telah tersadarkan karena perlakuan seseorang yang beragama Kristen selama di dalam penjara. Orang itu yang sering membawakannya makanan dan mencuci pakaiannya.

“Bagaimana saya tidak sadar. Di dalam penjara yang datang ke saya bawa makan, orang Kristen,” imbuhnya.

“Orang Kristen itu cuci baju saya,” lanjutnya.

Yahya Waloni adalah seorang Ustaz yang terlahir dari keluarga Kristen di Manado. Yahya tumbuh beragama Kristen dan pernah menjadi seorang pendeta yang terdaftar di Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana.

Dia juga sempat menjadi rektor di Sekolah Tinggi Theologia (STT) Calvinis Ebenhazer, Sorong, pada tahun 1997-2004. Yahya memutuskan untuk masuk Islam pada Oktober 2006 silam.

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button