Monday, 01 July 2024

Cerita Usang Semangat Reformasi

Cerita Usang Semangat Reformasi


“Di kantong safari-mu kami titipkan, Masa depan kami dan negeri ini, Dari Sabang sampai Merauke

Saudara dipilih bukan dilotre, meski kami tak kenal siapa saudara” surat buat wakil Rakyat-Iwan Fals

 

Julukan ‘Bapak’ hingga ‘Lokomotif’ reformasi tampaknya tak guna lagi untuk Amien Rais saat ini.

26 tahun berlalu sejak reformasi, sisa-sisa kejayaan Amien Rais tampaknya menghilang. Manta Ketua MPR itu harus menerobos barisan Prabowo untuk sekedar bersalaman di resepsi pernikahan Andi Amar Maruf Sulaiman dan Ihsani Nurul Izzah itu digelar di Hotel Bidakara, Jakarta pada Minggu (3/3/2024) lalu.

Barisannya yang kalah di Pilpres 2024, semakin menenggelamkan nama Amien Rais dalam perpolitikan Indonesia.

Jika mengenang sepak terjangnya pada reformasi, Amien Rais adalah salah satu tokoh sentral perubahan orde baru (orba) 98.

Namun setelah 26 tahun berlalu, tak banyak yang bisa dijabarkan sebagai buah keberhasilan reformasi saat itu.”Pak amien pernah jadi ketua MPR, pernah menjadi aktor pelaku juga kan, toh nyatanya kan juga sama saja,” kata Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul kepada Inilah.com.

Sehari-hari, pemberitaan media nasional kita, tak pernah lepas dari berita korupsi. Satu yang dinilai Adib sebagai keberhasilan reformasi, adalah supremasi sipil.

“Kebebasan berbicara di ruang-ruang media sosial sekarang, bagaimana civil society itu, bagaimana supremasi sipil itu bisa mengontrol. Terbukti kan beberapa kasus karena viral baru di atensi oleh penegak hukum,” ujar Adib.

“Semangat reformasi masih belum tersentuh tpi kalo dibilang 1-100 saya mengatakan 30 baru yang tersentuh, 70 nya kan gak,” sambungnya.

Begitu juga dengan tokoh-tokoh yang dianggap “berdarah-darah” di lapangan saat reformasi macam Fadli Zon, Fahri Hamzah, Budiman Sudjatmiko, belum banyak keberhasilan reformasi yang masuk dalam rapor kinerja mereka yang pernah duduk sebagai wakil rakyat.

“Saya kira ketika bicara soal trust dari publik sudah luntur kalau soal reformasi,” ungkapnya.

Ada perubahan dalam soal tata kelola menjadi pemerintahan yang agak bersih, misalnya kran reformasi dibuka dengan melahirkan kebebasan berbicara untuk mengkritik segala macam itulah yang seidkit banyak berubah.

Contoh ketika ada gaya hedon petinggi negara atau misalnya kasus-kasus hukum oleh petinggi negara, desakan media sosial mendorong penegakan hukum dilakukan.

“Inikan merupakan kontrol-kontrol sosial yang efektif, people power secara efektif yang digerakkan oleh masyarakat karena memang imbas reformasi,” kata Adib.[Syahidan]