Market

Bursa Saham Semringah dengan Pemangkasan Suku Bunga di Negeri Panda

Analis memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan di sesi kedua hari ini seiring sentimen positif dari pemangkasan suku bunga acuan China dan melandainya imbal hasil obligasi AS. Beberapa saham mendapat rekomendasi positif.

Pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini, IHSG ditutup menguat 0,59% ke level 6.630,82. Investor asing tercatat melakukan net buy hingga Rp181,42 miliar di pasar reguler.

Adapun 5 saham yang paling banyak dibeli asing adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).

Sedangkan 5 saham yang ramai dijual asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS siang ini ditutup menguat ke level 14.357 dibandingkan hari sebelumnya di level 14.360. Sementara yield Surat Utang Negara (tenor 10 tahun) ditutup naik ke level 6,516% dari 6,499% pada hari sebelumnya.

Hendry Andrean, analis riset OCBC Sekuritas mengatakan, IHSG pada perdagangan sesi pertama hari ini berhasil melakukan technical rebound mengikuti tren penguatan yang juga terlihat pada perdagangan bursa regional Asia lainnya.

“Penguatan terjadi setelah mendapat sentimen positif dari China di mana bank sentral negara tersebut memotong suku bunga acuan untuk suku bunga pinjaman untuk pertama kalinya dalam 2 tahun,” katanya dalam riset dikutip Kamis (20/1/2022).

Langkah tersebut, lanjut Andrey, diambil di tengah kekhawatiran akan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di negeri Tirai Bambu itu sebagai akibat dari Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. “Pandemi membuat pasar properti di China mengalami penurunan dan usaha-usaha kecil di negara tersebut juga tertekan,” ungkap Hendry.

Sementara itu, penurunan yield Obligasi AS yang pada perdagangan kemarin sempat menekan bursa saham dunia juga membantu memberikan sentimen positif tambahan pada perdagangan saham dunia hari ini.

“Kondisi ini kami perkirakan bisa membuat IHSG mampu melanjutkan pada perdagangan sesi kedua hari ini,” ungkap Hendry.

Namun demikian, Hendry mewanti-wanti, sentiment negatif dari domestik patut diwaspadai di mana kasus positif Covid-19 Omicron di Indonesia telah mencapai 414 orang dari hanya 136 orang pada Desember 2021.

Hal tersebut, menurut dia, mungkin saja bisa membatasi penguatan IHSG nantinya. “Mengacu pada kondisi tersebut, maka level resistance IHSG pada perdagangan sesi kedua ini kami perkirakan akan berada di level 6.645,” tuturnya.

Lebih jauh Hendry menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan untuk transaksi saham di sesi kedua hari ini. Saham-saham tersebut adalah:

  1. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

“Saham MEDC kami perkirakan berpeluang untuk bergerak dalam tren menguat terutama jika MEDC mampu terus bergerak di atas level support kritikal 500,” ujarnya.

Secara teknikal, support MEDC berada di 500 dan resistance di 550. Rekomendasi speculative buy untuk MEDC di level 510-520.

  1. PT Bank Ganesha Tbk PT (BGTG)

“Saham BGTG kami perkirakan berpeluang untuk begerak dalam tren menguat terutama jika BGTG mampu terus bergerak di atas level support kritikal 240,” ucapnya.

Secara teknikal, support BGTG berada di 240 dan resistance 308. Rekomendasi speculative buy untuk BGTG di level 262-268.

  1. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

“Saham TOWR kami perkirakan masih berpeluang untuk mengalami technical rebound terutama jika TOWR mampu terus bergerak di atas level support kritikal 1.020-1.030,” tuturnya.

Secara teknikal, support TOWR berada di 1.020 dan resistance di 1.105. Rekomendasi speculative buy untuk TOWR di level 1.050-1.065.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button