Pengamat sepak bola Tommy Welly, atau yang akrab disapa Bung Towel, kembali menjadi sorotan publik usai komentarnya terhadap unggahan mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mempromosikan produk kuliner. Melalui Instagram Story, Bung Towel menulis, “Memang Cocoknya Jualan,” yang langsung memicu reaksi keras dari warganet.
Reaksi Warganet
Komentar Bung Towel dianggap banyak pihak tidak pantas dan menyerang pribadi Shin Tae-yong, yang kini tidak lagi menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia.
“Shin Tae-yong pernah bilang, orang-orang yang tidak menyukainya seperti Towel ini penting untuk mendukung kemajuan sepak bola Indonesia. Tapi ternyata makin hari, nyinyirannya makin nggak relevan. Tendensius!” tulis seorang warganet dengan akun @ainurohman.
Pengguna akun @iIhamzada menambahkan, “Bung Towel, mohon maaf. Ini sudah personal sih. Ada perbedaan antara kritik dan mengejek. Yang ini jelas mengejek. Beliau (Shin) sudah bersikap tenang meski dipecat. Mengapa harus diserang?”
Komentar-komentar bernada serupa ramai bermunculan di platform X.com hingga membuat nama Bung Towel menjadi trending topic pada Selasa pagi (14/1/2025). Beberapa warganet bahkan menyebut Bung Towel lebih menyerupai “hater” daripada pengamat sepak bola.
Batas Antara Kritik dan Serangan Pribadi
Kontroversi ini memunculkan perdebatan mengenai batas antara kritik konstruktif dan serangan personal. Banyak pihak yang merasa bahwa Bung Towel telah melampaui batas dengan komentar yang dianggap tidak relevan dengan dunia sepak bola.
Salah satu pengguna X.com, @RemigiusNikolas, menulis, “Kritik Bung Towel sebenarnya sering on point. Tapi kali ini, ini sudah masalah personal, bukan sepak bola lagi. Jatuhnya lebih ke benci, bukan kritik.”
Sementara itu, akun @SiaranBolaLive dengan tajam menilai bahwa Bung Towel lebih banyak menyampaikan opini tendensius daripada analisis yang relevan.
Shin Tae-yong Tetap Tenang
Di sisi lain, Shin Tae-yong tidak memberikan tanggapan langsung atas komentar ini. Mantan pelatih Timnas Indonesia itu tetap tenang meskipun kerap menjadi sasaran kritik sejak PSSI memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya.
Refleksi untuk Dunia Sepak Bola
Kontroversi ini menjadi pengingat bahwa diskusi di dunia olahraga, khususnya sepak bola, seharusnya tetap berfokus pada analisis objektif dan solusi untuk kemajuan, bukan serangan personal. Kritik seharusnya diarahkan pada kinerja dan institusi yang relevan, bukan individu secara personal.