Market

BPS Laporkan Neraca Perdagangan Surplus 32 Bulan Beruntun

Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022 tercatat mengalami surplus sebesar US$3,86 miliar. Posisi ini setara Rp57,9 triliun mengacu pada kurs rupiah 15.025 per dolar AS.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), catatan surplus tersebut merupakan yang ke-32 kali beruntun sejak Mei 2020. Meski begitu, besaran surplus relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan November 2022 dan naik dari posisi Desember 2021.

“Dari surplus tersebut, tercatat ekspor Indonesia sepanjang Desember 2022 tembus hingga US$23,83 miliar atau turun 1,10% dari bulan sebelumnya,” kata Margo Yuwono, Kepala BPS di Jakarta, Senin (16/1/2023).

Sementara itu, impor Indonesia mencapai US$ 19,94 miliar atau naik 5,16 persen dibandingkan November 2022.

“Dengan demikian, surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2022 mencapai 54,46 miliar dolar AS,” tuturnya.

Rilis BPS ini sejalan dengan konsensus dari 11 lembaga yang memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Desember 2022 sebesar US$3,92 miliar. Surplus tersebut jauh lebih rendah dibandingkan November 2022 yang mencapai US$5,16 miliar.

Surplus pada Desember 2022 akan menjadi yang terendah sejak Mei 2022. Sebagai catatan, Indonesia melarang ekspor crude palm oil (CPO) pada bulan tersebut.

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual sudah memperkirakan, surplus neraca perdagangan pada Desember 2022 sebesar US$3,5 miliar hingga US$3,7 miliar.

Ini lebih rendah dari capaian surplus neraca perdagangan pada November 2022 yang sebesar US$ 5,16 miliar. Dari perhitungan David, surplus neraca perdagangan yang menurun didorong oleh peningkatan impor yang lebih tinggi dari peningkatan ekspor secara bulanan.

Nilai ekspor diyakini mencapai US$24,23 miliar atau naik 0,45% secara bulanan. Sedangkan nilai impor diperkirakan mencapai US$20,46 miliar atau naik 7,9% secara bulanan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button