Market

BPS Klaim Kemiskinan Turun, Bank Dunia Sebut Warga Duafa Nambah 435 Ribu Jiwa

Kepala BPS, Margo Yuwono bilang, angka kemiskinan turun. Khusus perdesaan turnnya lebih cepat ketimbang perkotaan. Beda dengan data Bank Dunia yang menyebut orang miskin nambah.

Orang nomor satu di Badan Pusat Statistik (BPS) itu mengakui adanya disparitas kemiskinan. Jumlahnya di perdesaan lebih tinggi ketimbang perkotaan. “Jadi, upaya-upaya pemerintah yang membangun dari desa itu menunjukkan ada perbaikan dari waktu ke waktu karena penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan lebih cepat dibandingkan di perkotaan,” kata Margo, Jakarta, Jumat (15/7/2022).

Pada Maret 2022, persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 7,60 persen menjadi 7,50 persen. Sementara itu, di perdesaan turun dari 12,53 persen menjadi 12,29 persen.

Margo memaparkan, kemiskinan di perdesaan memang terbilang masih lebih tinggi dibandingkan perkotaan, di mana dispritasnya cukup jauh.

Secara umum, pada periode September 2011–Maret 2022, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, kecuali pada September 2013, Maret 2015, Maret 2020, dan Maret 2021.

Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode September 2013 dan Maret 2015, terjadi setelah ada kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak.

Sementara itu, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 dan Maret 2021 terjadi ketika ada pembatasan mobilitas penduduk saat pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 mencapai 26,16 juta orang. Turun 0,34 juta jiwa dibandingkan September 2021. Kalau dibandingkan dengan Maret 2021, jumlah warga miskin menurun 1,38 juta orang. Persentase penduduk miskin pada Maret 2022 tercatat sebesar 9,54 persen, menurun 0,17 persen poin terhadap September 2021 dan menurun 0,60 persen poin terhadap Maret 2021.

Namun, laporan Bank Dunia atau World Bank yang bertajuk Indonesia Economic Prospects (IEP), menyebut adanya peningkatan warga miskin di Indonesia akibat kenaikan harga pangan dan energi. Penambahannya sebanyak 435 ribu jiwa.

Dalam laporan yang dirilis Juni 2022, Bank Dunia menyebut kenaikan harga pangan dan energi, secara bersamaan meningkatkan tingkat kemiskinan sebesar 0,2 persen dalam skenario ekstrem. Yang setara dengan 435 ribu orang masuk kategori miskin.

Kenaikan tingkat kemiskinan, berimbas kepada daya beli masyarakat Indonesia yang menurut ‘kaca mata’ Bank Dunia merosot 0,6 persen di tengah lonjakan harga pangan dan energi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button