Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2024). (Foto: ANTARA/Maria Cicilia Galuh/am).
Untuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan kantor khusus. Wajarlah, badan baru ini nantinya akan menjadi super holding perusahaan pelat merah. Sekelas Temasek (Singapura) atau Khazanah (Malaysia).
Erick mengaku telah bertemu dengan Kepala Badan Investasi Danantara, Muliaman D Hadad guna membicarakan masalah kantor, beberapa waktu lalu. Akhirnya dipilih salah satu aset milik Bank Mandiri.
“Ketemu sudah (dengan Danantara). Karena nanti salah satu gedung yang dipergunakan oleh Danantara itu kan asetnya Bank Mandiri, buat kantornya,” kata Erick dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Pembentukan Danantara ini, kata Erick, menjadi salah satu langkah transformasi dalam tata kelola dan manajemen BUMN. Selaras dengan fokus Erick untuk menggencarkan kolaborasi lintas kementerian di lingkup BUMN.
Kehadiran Danantara, kata dia, diharapkan bisa menghapuskan mentalitas silo atau pola pikir enggan berbagi dengan divisi atau perusahaan lain. Kolaborasi perlu diwujudkan untuk mencapai target yang diharapkan.
“Jadi kita tidak bisa berpikir silo lagi masing-masing kementerian, itu harus punya job desk. Jadi kan kita kerjaan terlalu banyak, enggak mungkin,” ujarnya.
Sebelumnya, Muliaman mengatakan, peluncuran lembaganya dilakukan pada 8 November 2024, dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
“Terkait saya soal Danantara, saya diminta mempersiapkan dengan baik. Ada rencana nanti tanggal 8 di-launch resmi pak Presiden. Saya kira itu aja sementara, persiapan sedang kita lakukan,” ujar Muliaman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/10/2024).
Muliaman mengatakan, pemerintah akan merevisi UU BUMN untuk membuat aturan baru bagi pendirian Danantara. Nantinya, Danantara akan mengumpulkan dana dari saham BUMN. Selain itu, Danantara bertugas mengelola investasi di luar APBN.
“Jadi semua aset-aset pemerintah yang dipisahkan itu nanti akan dikelola oleh badan ini. Tapi tentu saja itu bertahap ya karena dibentuk badannya dulu, dibuat undang-undangnya dulu,” kata Muliaman.
Dikatakan mantan Dubes RI untuk Swiss ini, badan ini wujud akhirnya serupa dengan Temasek di singapura atau Khazanah di Malaysia. Yakni, perusahaan super holding yang berfokus pada investasi global.
Selain itu, lanjut mantan Deputi Gubernur BI dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini, BP Danantara juga akan serupa Sovereign Wealth Fund (SWF) atau lembaga pengelola investasi atau Indonesia Investment Authority (INA). Namun berbeda dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).