Market

Bola Panas BBM Bersubsidi di Tangan Jokowi, Pakar UGM Ramalkan Begini

Kepastian harga bahan bakar minyak (BBM) apakah naik atau tidak, bak bola panas di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tunggu saja kapan bergulirnya.

Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi punya analisa terkait kapan bola panas itu dilesakkan. “Tidak pekan ini seperti yang dikatakan Luhut. Meski DPR sudah menyetujui kenaikan harga BBM subsidi, Jokowi masih menghitung dampak kenaikan harga tersebut (BBM subsidi). Misalnya terhadap penurunan daya beli, konsumsi dan pertumbuhan ekonomi, serta memperburuk beban orang miskin,” papar Fahmy kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Mungkin anda suka

Apabila hasil hitungan dari pemerintah menyimpulkan bahwa kenaikan harga BBM justru menambah beban rakyat miskin, Fahmy meyakini, Presiden Jokowi akan menundanya. “Menurut saya, ketimbang menaikan harga BBM subsidi, pemerintah lebih baik fokus kepada pembatasan BBM subsidi. Agar tepat sasaran. Data menunjukan, 60 persen BBM subsidi tidak tepat sasaran. Untuk itu, penggunaan Pertalite dan Solar hanya untuk kendaraan roda dua dan angkutan umum,” tuturnya.

“Di luar itu, harus migrasi ke Pertamax yang sesungguhnya kenaikan harga yang dilokalisir. Dampak inflasinya tidak signifikan ketimbang kenaikan harga BBM subsidi secara serentak,” terang mantan anggota Satgas Reformasi Tata Kelola Migas itu.

Fahmy mengatakan, inflasi pada Juli 2022 sudah mencapai 5,2 persen secara tahunan (yoy). Jika BBM bersubsidi naik, maka total inflasi bisa mencapai 7,17 persen (yoy). Melenting tinggi ketimbang inflasi 2021 yang mencapai 3 persen (yoy).

“Dengan inflasi sebesar 7,17 persen akan memperburuk daya beli dan konsumsi masyarakat sehingga akan menurunkan pertumbuhan ekonomi yang sudah dicapai dengan susah payah sebesar 5,4 persen,” kata dia.

Selain itu, inflasi 7,17 persen akan menaikkan harga-harga kebutuhan pokok yang memperberat beban masyarakat, terutama rakyat miskin. “Rakyat miskin yang tidak pernah menikmati subsidi BBM karena tidak punya kendaraan bermotor juga harus berkorban akibat penaikan harga BBM Subsidi,” ungkapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button