Senior Manager Marketing Biznet, Adrianto Sulistyo, mengaku pihaknya tidak khawatir dengan produk Starlink Mini yang memiliki harga jauh lebih murah. Menurutnya, terdapat perbedaan produk dan keuntungan yang dimiliki Biznet dibandingkan dengan produk buatan Elon Musk tersebut.
“Secara produk dan secara infrastruktur kan agak berbeda ya kalau dibandingkan dengan satelit. Jadi kita menggunakan fiber optik, secara perangkat kita memang ada perbedaan harga, kemudian secara benefit dan ada sedikit perbedaan experience dan kualitas,” kata Adrianto saat ditemui inlah.com di kawasan Jimbaran, Bali, Jumat (21/6/2024).
Adri menjelaskan bahwa penggunaan teknologi fiber optik oleh Biznet dan satelit oleh Starlink sama baiknya untuk akses internet di Indonesia.
Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat mengakses internet dan tidak menganggapnya sebagai barang langka yang sulit terkoneksi.
“Ya mungkin kabel fiber optik punya keterbatasan mengkoneksikan beberapa area, tapi terkait infrastruktur Indonesia seperti yang kita tahu ada pegunungan dan area yang susah dijangkau, itu bisa diatasi oleh satelit,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menilai Starlink dan Biznet dapat saling melengkapi dalam memberikan akses internet kepada masyarakat.
“Jadi kita tidak ada kekhawatiran, seperti yang saya sampaikan tadi, kami fokus memperkecil kesenjangan digital di Indonesia.
Dengan adanya beberapa pilihan ini, masyarakat Indonesia akan semakin menyadari bahwa teknologi internet bukan lagi barang yang langka,” tuturnya.
Starlink Mini merupakan layanan internet berbasis satelit yang dimiliki Elon Musk dan dapat menjangkau semua orang di dunia.
Perangkat keras yang mungil ini ditawarkan dengan harga lebih murah 50 persen dari perangkat terdahulunya.
Starlink Mini diperkirakan memiliki rentang harga USD 250 hingga USD 300 atau sekitar Rp 3,6 juta hingga Rp 4,7 juta. Sedangkan, perangkat keras yang diperjualbelikan saat ini untuk versi standar berharga Rp 7,8 juta dan yang berkualitas tinggi dihargai Rp 42,7 juta.
