Market

Big Data: 65 Persen Rakyat Kaitkan Jokowi dengan Kenaikan Pertamax

Big Data Continnun Indonesia membeberkan 65% perbincangan mengaitkan kenaikan harga BBM jenis Pertamax dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Informasi ini disampaikan Natasha Yulian, analis data dari Continuum Data Indonesia dalam Diskusi Publik Indef secara vurtual bertajuk Keluh-kesah Masyarakat, Saat Harga Pangan dan Energi Meningkat, Jakarta, Kamis (14/4/2022). “Data kami ambil pada 30 Maret 2022 hingga 10 April 2022. Ada 96.057 perbincangan dari 81.083 akun (twitter). Dan 76 persen pembicaraan berasal dari Pulau Jawa dan Banten,” paparnya.

Selain itu, sebanyak 77 persen perbincangan memberikan respons negatif terhadap kenaikan harga komotitas di pasaran. Terkait kenaikan harga komoditas, kata dia, sebagian besar warganet atau netizen di ranah twittland kebanyakan mengeluhkan soal mahalnya harga daging. Selanjutnya keluhan tentang kenaikan harga pertamax dan LPG.

Sementara, peneliti Indef Eisha M Rachbini mengingatkan gelombang kenaikan harga kedua pasca Lebaran. Hal ini terkait rencana pemerintah kembali menaikkan harga BBM jenis Pertalite serta LPG 3 kilogram (subsidi). “Tntu ini akan menambah beban rakyat lagi. Saya kira, pemerintah akan terus menghitung. Kita harap kenaikannya jangan besar-besar karena kasihan rakyat kecil,” tuturnya.

Selanjutnya Eisha mencontohkan kenaikan Pertamax sebesar 39% dari Rp9 ribu menjadi Rp12.500 per liter, menimbulkan kegadukan yang cukup mengusik. Padahal, konsumen Pertamax adalah menengah ke atas yang porisnya kurang dari 20%. “Nah kalau Pertalite yang dikonsumsi hampir 80 persen naiknya sama kayak Pertamax, wah bisa kacau. Mudah-mudahan tidak,” ungkapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button