Market

Bertengger di 7.880, Mirae Asset Pede IHSG 2023 Tumbuh 15 Persen

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan dapat mencapai level 7.880 pada 2023. Angka ini tumbuh sekitar 15 persen year on year (yoy) dibandingkan posisi akhir 2022 yang bertengger di level 6.851.

Penerawangan itu datang dari Mirae Asset Sekuritas. Sedangkan epanjang Januari 2023, indeks saham utama domestik diprediksi akan mencapai level 6.953 berdasarkan analisis teknikal.

“Kami memprediksi pergerakan IHSG akan terbatas bulan ini dengan support-resistance IHSG pada rentang 6.739-7.084,” ujar Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina dalam di Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Pergerakan IHSG yang masih terbatas tersebut, menurut dia, terutama didorong oleh investor yang masih wait and see terhadap data makroekonomi.

Selain itu, investor masih akan memperhatikan nilai jual bersih asing yang sudah Rp1,7 triliun pada pekan pertama Januari 2023, menyusul Rp20 triliun sepanjang Desember 2022.

Dia mengatakan tantangan pada 2023, di antaranya adalah perkiraan resesi dan kelanjutan pengetatan moneter di tingkat global.

Dalam kesempatan sama, Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta mengatakan, faktor makroekonomi yang sedang ditunggu-tunggu investor dalam waktu dekat adalah keputusan suku bunga acuan The Fed pada awal Februari 2023.

Dia memproyeksikan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya hingga tiga kali pada 2023, dengan setiap kenaikan sebesar 25 basis poin (bps).

“Saat ini, berdasarkan data yang dikompilasi CME dan Bloomberg, mayoritas pelaku pasar global memprediksi suku bunga acuan Fed Fund Rate akan dinaikkan 25 bps menjadi 4,5- 4,75 persen dari posisi saat ini 4,25-4,5 persen,” kata Nafan.

Dia juga memperkirakan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) akan berada di level 6 persen pada 2023.

IHSG ditutup di level 6.851 pada akhir Desember 2022, atau turun minus 3,2 persen month to month (mtm), disebabkan oleh anjloknya bursa global di tengah ancaman resesi, inflasi, dan pengetatan likuiditas pada 2023.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button