Kanal

Pisang, “Buah Surga” Pengentas Kemiskinan dan Penjaga Kedaulatan Pangan di Sulsel

Pisang bukan sekadar buah biasa bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Bagi orang Bugis dan Makassar, pisang sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari dan identitas budaya masyarakat. Sebagian penganan tradisional di Sulsel berbahan dasar pisang. Bahkan, dalam setiap acara-acara budaya pun, selalu ada pisang. 

“Pisang adalah buah yang sangat dekat dengan kultur budaya masyarakat Sulsel. Hampir semua makanan olahan di Sulsel, bahan dasarnya adalah pisang. Dari pagi sampai malam, orang Sulsel bersentuhan dengan pisang. Sayangnya, belum ada budidaya pisang yang massif sebagai sumber pencaharian utama,” ungkap Pj Gubernur Sulsel Dr Bahtiar Baharuddin, MSi dalam perbincangan dengan inilah.com, Minggu (1/10/2023).

Bukan hanya itu, tambah Bahtiar, pisang adalah buah surga, seperti disebutkan dalam Al-Quran, surat Al-Waqi’ah. Di dalamnya, pisang digambarkan sebagai buah yang disusun rapi dan terus berbuah, memberikan kesan kelimpahan dan berkah yang tak terputus. 

Pisang juga termasuk tanaman yang sangat mudah tumbuh dan tidak butuh perlakuan khusus. Yang terpenting, pisang punya nilai ekonomis yang tinggi, peluang pasar ekspornya sangat besar, dan jika dikelola dengan baik, akan punya daya dongkrak yang tinggi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Sulsel. 

Itu sebabnya, Bahtiar memandang budidaya pisang sebagai peluang untuk memberdayakan masyarakat dan menguatkan kedaulatan pangan yang pada akhirnya akan mengentaskan kemiskinan, menurunkan angka stunting, dan menciptakan banyak lapangan kerja.  

Saat mencanangkan Gerakan Gemar Menanam Pisang yang menjadi gerakan bersama dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat dan swasta Bahtiar kembali menegaskan komitmennya.

Tak tanggung-tangung, putra daerah Sulsel ini menargetkan, menanam 1 miliar pohon pisang di Sulsel, dengan luas lahan yang dibutuhkan 500 ribu hektar. Menurut penuturan Bahtiar, Sulsel punya potensi dua juta hektare lahan tidak produktif yang bisa ditanami. 

“Satu hektar lahan bisa ditanami dua ribu pohon pisang. Jika dikalkulasi, 2.000 pohon per hektar, sama dengan 2.000 tandan pisang. Jika dikalikan Rp100.000 per tandannya, akan menghasilkan Rp200 juta per hektar,” kata Bahtiar.

“Apabila ditanam lima hektar, minimal menghasilkan Rp1 miliar. Masa panen 7-10 bulan dan bisa terus panen minimal lima tahun. Ini harga paling murah apabila beli di kebun,” urainya

Produsen Pisang Terbesar

Jika langkah besar ini terwujud, Sulsel akan menjadi provinsi penghasil pisang terbesar di Indonesia, bahkan dunia. Dan itu otomatis membuat produksi pisang kita menjadi salah satu yang terbesar di dunia. 

Dengan lebih dari 230 varian pisang, Indonesia telah menjadi pusat produksi pisang yang signifikan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sepanjang tahun 2021, Indonesia mampu memproduksi pisang sebanyak 8,74 juta ton, menandai peningkatan sebesar 6,82% dari tahun sebelumnya yang sekitar 8,18 juta ton.

Tak hanya itu, produksi pisang di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir, dengan rata-rata kenaikan sekitar 5,2% per tahun, menurut catatan BPS. Hal ini menunjukkan potensi luar biasa yang dimiliki pisang sebagai sumber pendapatan dan pangan yang andal bagi masyarakat.

Saat ini predikat produsen pisang terbesar di dunia dipegang India. Pada tahun 2020 India memproduksi 31,5 juta ton pisang. China berada di posisi kedua dengan produksi sekitar 11,5 juta ton pada tahun 2020. 

Dengan produksi 8,74 juta ton, Indonesia berada di posisi ketiga, mengalahkan Brasil (6,6 juta ton), Ekuador (6 juta ton) dan Filipina (5,9 juta ton). 

Di antara negara-negara yang memproduksi pisang, Indonesia berada di jalur cepat untuk menduduki posisi produsen pisang terbesar di dunia, mengalahkan India. 

Gandeng Swasta dan Perguruan Tinggi

Di langkah awal, Sulsel akan memulai pengembangan budi daya tanaman pisang seluas 100 ribu hektar. Untuk mempercepat prosesnya, Sulsel menggandeng PT Great Giant Food (GGF) yang akan membantu proses pengembangan, mulai dari penyediaan bibit menggunakan teknologi kultur jaringan, pendampingan, hingga pemasaran. 

PT Great Giant Food (GGF) adalah salah satu perusahaan pengolahan pangan yang menerapkan konsep integrated farming, yang memadukan perkebunan dan peternakan dalam siklus produksi yang berkelanjutan. Perusahaan ini memiliki sembilan unit usaha, salah satunya memproduksi buah segar yang diekspor ke 65 negara.  

Dalam pandangan Bahtiar, kerja besar ini harus melibatkan semua stakeholder, mulai dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, kalangan ulama, dan Masyarakat. 

“Kita juga sudah kirim tim untuk mempelajari budidaya pisang ini ke Lampung. Pihak perguruan tinggi di Sulsel juga kita tantang untuk menghasilkan riset dan pemikirannya demi menyukseskan program ini,” papar Bahtiar.

Butuh Kolaborasi

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) persentase penduduk miskin di Sulsel pada Maret 2023 sebesar 788,85 ribu orang, meningkat 6,5 ribu orang dibanding September 2022. Dari jumlah itu, 211 ribu orang berada di perkotaan dan 577,37 ribu orang berada di pedesaan.

Sementara angka stunting di Sulsel masih bertengger di angka 27,2 persen pada 2022 lalu, masih berada di atas rata rata nasional, 24,4 persen.

“Menekan angka kemiskinan dan stunting itu menjadi salah satu prirotas pemerintah. Itu sebabnya saya mengajak semua bupati dan walikota di Sulsel untuk terlibat, bahu membahu mendorong program ini. Masyarakat miskin itu harus diberi penghasilan. Cuma dengan cara itu mereka bisa berdaya,” kata Bahtiar. 

Menghadirkan 1 miliar pohon pihak di Sulsel sepertinya sebuah target yang ambisius. Tetapi  untuk mengatasi kemiskinan, menekan inflasi, dan memperkuat ketahanan pangan di Sulsel memang butuh langkah besar dan berani. 

Dengan kolaborasi semua pihak, diharapkan pisang dapat menjadi salah satu solusi untuk mencapai tujuan ini. Selain itu, langkah ini akan membawa dampak ekonomi yang signifikan dan mengangkat posisi Indonesia dalam perekonomian global, serta memberikan kontribusi positif dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Lihat Juga
Close
Back to top button