Market

IHSG Bosan Melemah, Enam Saham Potensial Gacor Pekan Ini

Setelah bosan melemah beruntun tiga pekan terakhir, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) potensial menguat pekan ini. Enam saham pun mendapat rekomendasi positif lantaran peluang cuan yang gacor. Saham apa saja?

Pada Senin (13/3/2023), IHSG ditutup menguat 21,66 poin atau 0,32 persen ke posisi 6.786,9. Penguatan ini terjadi setelah melemah 3 pekan berturut-turut. Pada pekan lalu, laju IHSG masih tersendat oleh sejumlah sentimen negatif sehingga kembali melemah 0,7 persen dengan penurunan terdalam di sektor basic materials sebesar 3,4 persen.

“Setelah melemah tiga pekan berturut-turut, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ini berpotensi menguat,” kata Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Rifqi Satria Dinandra di Jakarta, Senin (13/3/2023).

Tiga Sentimen Warnai IHSG

Rifqi menyebutkan, pelemahan pekan lalu terutama terimbas data dari Tiongkok yang menyebutkan ekonomi hanya akan tumbuh di kisaran 5 persen. Alhasil, harga-harga mineral dan energi pun terkena imbasnya.

Ia menambahkan pada pekan lalu sebenarnya ada 3 sentimen dari dalam negeri yang memengaruhi laju IHSG. Ketiganya adalah cadangan devisa, indeks kepercayaan konsumen dan penjualan eceran serta subsidi kendaraan listrik.

Cadangan devisa pada akhir Februari meningkat ke level 140,3 miliar dolar AS dari sebelumnya 139,4 miliar dolar AS. Kenaikan disebabkan oleh penerimaan pajak dan penarikan utang luar negeri pemerintah.

“Bank sentral memiliki cadangan devisa yang memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” ucapnya.

Menurutnya, jika devisa meningkat maka BI akan punya banyak cadangan untuk menstabilkan jika terjadi volatilitas nilai tukar. “Cadangan devisa ini penting untuk emiten-emiten yang impor untuk memproduksi,” tuturnya.

Sementara indeks kepercayaan konsumen, sambung dia, memang agak melemah sedikit, tapi keyakinan masyarakat masih stabil dan data penjualan eceran terus meningkat.

Di sisi lain, sambung dia, subsidi kendaraan listrik menjadi sentimen positif, teristimewa setelah pemerintah mengumumkan pemberian insentif atau subsidi kendaraan listrik berlaku mulai 20 Maret 2023.

“Mobil listrik yang mendapatkan insentif adalah Hyundai dan Wuling. Kemudian, motor listrik yang harganya akan lebih murah usai pemberlakuan insentif, antara lain Gesits, Volta dan Selis,” tegasnya.

Arah IHSG Sepekan ke Depan

Untuk pekan ini investor dan trader wajib memerhatikan dua sentimen, yakni neraca perdagangan dan BI Rate. Selain itu, juga ada sentimen inflasi AS.

“Neraca perdagangan yang rilis pada 15 Maret diperkirakan akan surplus 3,2 miliar dolar AS dan BI diperkirakan akan menahan suku bunga,” tegas dia.

Ia menambahkan, jika neraca perdagangan dan BI Rate benar-benar positif maka akan mengerek IHSG ke jalur penguatan, karena sudah tiga pekan ini IHSG melemah tipis.

Sementara itu, inflasi AS juga akan rilis pekan ini. Data ini, menurut Rifqi, penting untuk melihat bagaimana arah kebijakan The Fed. Inflasi akan menentukan arah suku bunga AS.

“Apabila inflasi kembali naik, The Fed dikhawatirkan akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga,” tegasnya.

Saham-Saham Pilihan

Dihadapkan pada sejumlah data yang mendukung potensi penguatan IHSG pada pekan ini, Rifqi pun merekomendasikan beli enam saham pilihan untuk trading hingga 17 Maret 2023. Saham-saham tersebut adalah:

  1. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan support Rp3.940 dan resistance Rp4.150;
  2. PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) dengan support Rp6.900 dan resistance 7.250;
  3. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan support Rp4.730 dan resistance Rp4.980;
  4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan support Rp10.175 dan resistance Rp10.650;
  5. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan support Rp8.800 dan resistance Rp9.575; dan
  6. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dengan support Rp2.770 dan resistance Rp2.920.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Back to top button