Penjaga gawang Timnas putri Indonesia, Iris De Rouw meminta rekan-rekannya untuk tetap menegakkan kepala dan tidak larut dalam kekecewaan usai menelan kekalahan 0-2 dari Pakistan dalam laga kedua Grup D Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026.
Meski hasil tersebut menyakitkan, Iris menegaskan Garuda Pertiwi masih memiliki satu pertandingan penting melawan Taiwan. Ia percaya peluang belum sepenuhnya tertutup dan tim harus tetap berjuang hingga akhir.
“Bagi saya, dan saya rasa juga bagi tim, yang paling penting adalah tidak menyerah dan terus berjuang sampai detik terakhir. Selama peluit akhir belum dibunyikan, kami masih bisa terus melangkah, terus berjuang, dan tidak pernah menyerah. Karena pertandingan belum selesai sampai peluit dibunyikan,” ujar Iris.
Iris mengakui kekalahan dari Pakistan disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah mental bertanding para pemain yang dinilainya terlalu cepat menyerah di lapangan.
Maklum, pada laga malam itu, skuad asuhan Satoru Mochizuki sudah tertinggal sejak menit ke-8 lewat gol Nadia Khan. Sepuluh menit berselang, Suha Hirani menggandakan keunggulan Pakistan, yang sekaligus memperberat langkah Garuda Pertiwi untuk bangkit.
“Saya rasa kami justru mempersingkat peluang kami sendiri dengan menyerah terlalu cepat. Padahal kami masih punya babak kedua. Itu seharusnya menjadi babak baru bagi kami, permainan baru di kepala kami, dan kami harus terus berjuang. Tapi saya rasa kami malah memperpendek kesempatan itu sendiri,” katanya.
Selain itu, secara performa, Iris mengakui Garuda Pertiwi tidak cukup tajam sejak awal laga. Gol cepat yang bersarang ke gawang Indonesia, menurutnya, terjadi akibat kesalahan sendiri yang merusak ritme permainan.
“Ya, saya rasa kami memang tidak cukup tajam di awal pertandingan. Mungkin kami kebobolan karena kesalahan kami sendiri. Itu gol-gol yang seharusnya tidak terjadi. Saya rasa setelah itu kami seperti kehilangan semangat. Dan ya, itu membuat pertandingan jadi tidak berjalan baik,” beber dia
Lebih jauh, Iris juga menceritakan suasana haru di ruang ganti seusai pertandingan, di mana beberapa pemain tampak sangat terpukul. Meski juga berlinang air mata, gadis kelahiran Rotterdam, Belanda memilih untuk tetap tegar dan memberi semangat kepada rekan-rekannya.
“Saya bilang, saya tetap mengangkat kepala. Kita masih punya pertandingan berikutnya hari Sabtu. Kami harus terus melangkah. Mungkin sekarang rasanya kosong, tapi kita harus tetap maju dan tetap tegakkan kepala. Saya juga sempat menangis di ruang ganti, tapi kami harus tetap positif dan terus berjuang sampai pertandingan selanjutnya,” ucapnya.
Kini, Timnas putri Indonesia harus mengalihkan fokus sepenuhnya ke laga pamungkas melawan Taiwan yang akan digelar Sabtu mendatang. Kemenangan menjadi harga mati jika Garuda Pertiwi ingin menjaga harapan lolos ke putaran final.