Market

BEI: Transaksi Harian Investor Ritel Capai Rp7 Triliun

Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, setiap harinya nilai transaksi di pasar modal bisa mencapai Rp14,3 triliun. Sekitar Rp7 triliun di antaranya berasal dari investor ritel.

Namun, BEI menyayangkan literasi keuangan yang terhitung rendah di pasar modal Indonesia. Problem ini masih menjadi tantangan yang harus segera teratasi. Terutama, di tengah pertumbuhan pesat investor ritel.

Literasi perlu terus ditingkatkan untuk mencegah kerugian yang dialami masyarakat. “Challenge (tantangan) bagi Otoritas Jasa Keuangan, self-regulatory organization (SRO) pasar modal dan anggota bursa, bagaimana meningkatkan literasi dan inklusi pasar saham secara luas,” kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono W Widodo dalam diskusi daring LPPI “Mendorong Investor Ritel Berorientasi Jangka Panjang di Pasar Modal Indonesia” di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Ia menyampaikan literasi keuangan mengenai pasar modal harus terus ditingkatkan, terlebih dalam 2-3 tahun terakhir terdapat peningkatan pesat jumlah investor baru yang masuk dalam kategori investor ritel.

Investor Ritel Capai 14 Persen

Menurut dia, hingga Februari 2022, jumlah kepemilikan investor ritel mencapai 14 persen di pasar saham Indonesia atau meningkat daripada 2019 yang hanya sebesar 10,6 persen.

Sedangkan, nilai transaksi investor ritel pada Januari-Februari 2022 mencapai 51,1 persen dari total transaksi di pasar saham atau meningkat dari 2019 yang sebesar 37 persen.

Jika merujuk data BEI, bahwa setiap harinya nilai transaksi di pasar modal bisa mencapai Rp14,3 triliun, maka investor ritel setiap harinya bisa bertransaksi sekitar Rp7 triliun.

Padahal, berdasarkan survei di 2019, literasi keuangan di pasar modal hanya sebesar 4,9 persen. Bahkan, tingkat inklusi keuangan pasar modal lebih rendah dari literasi keuangan yang hanya sebesar 1,6 persen.

Unfortunately di pasar modal, terutama dibandingkan dengan perbankan, yang literasinya tinggi naik hingga 36 persen pada 2019 dari 28 persen pada 2016, di pasar modal termasuk yang terendah, kurang dari lima persen, demikian juga dengan tingkat inklusi bahkan masih sangat rendah di bawah 2 persen,” ujarnya.

Untuk meningkatkan literasi dan inklusi itu, ujar Laksono, BEI mengalokasikan banyak investasi dan bekerja sama dengan OJK dan anggota bursa untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan secara gratis kepada masyarakat.

“Kami lakukan melalui 30 cabang kami di Indonesia, melalui juga 644 galeri investasi dan 380 komunitas investasi,” kata Laksono.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button