Market

Bantu Pemerintah, Sri Mulyani Harap Ekonom Syariah Ilmu Makronya tak Kedodoran

Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia berharap para ekonom syariah terus mengembangkan diri di bidang makro ekonomi.

Agar bisa membantu pemerintah memecahkan masalah ekonomi baik nasional maupun global. “Critical thinking dan intelectual deepening diperlukan agar IAEI memiliki peran nyata dan terbukti memiliki solusi bagi perekonomian kontemporer,” katanya dalam acara Halal Bihalal IAEI di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian ekonomi syariah juga perlu terus beradaptasi dengan mengembangkan konten edukasi, termasuk untuk meningkatkan literasi ekonomi syariah yang masih terbatas di Indonesia.

“Oleh karena itu diperlukan sinergi pemangku kepentingan dalam memajukan ekonomi syariah Indonesia. Secara internal Dewan Pengurus Pusat IAEI akan bersinergi dengan dewan pengurus di daerah,” katanya.

Sementara secara eksternal IAEI akan terus merangkul seluruh pihak seperti masyarakat ekonomi syariah, komite nasional ekonomi dan keuangan syariah, kementerian dan lembaga, industri, serta perguruan tinggi.

“Kita dapat terus dukung dan satukan visi dan orkestrasi seluruh elemen potensi ekonomi kita dalam mewujudkan cita-cita perekonomian yang adil sesuai prinsip syariah,” ucapnya.

Adapun saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan perekonomian nasional dan global setelah pandemi COVID-19, antara lain berupa potensi krisis pangan, energi, dan keuangan serta konflik geopolitik.

“Kita baru tiba dari pertemuan anggota Islamic Development Bank (IsDB) di Mesir, di sana kita mengetahui terdapat 57 negara anggota IsDB di luar yang menikmati comodity boom, mereka dalam situasi sangat tidak mudah. Untuk itu, kami menyampaikan bagaimana IAEI terus berkontribusi kita harus pahami dinamika ekonomi baik dari makro global, nasional, maupun hingga yang mikro sektoral dan transaksional,” ucapnya. [ikh]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button