Market

Bangkit dari Pandemi COVID-19, Investor Bisa Lirik Saham-saham Properti

Kinerja emiten-emiten di sektor properti kini mulai bangkit dari dampak pandemi COVID-19. Menurut para analis, investor sudah dapat mencermati saham-saham yang diterbitkan oleh emiten properti yang sedang tumbuh.

Pandangan tersebut salah satunya datang dari Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksono. Menurut dia, pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan relaksasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah akan kembali memutar perekonomian Indonesia.

“Selanjutnya, dengan adanya perpanjangan subsidi PPN, diperkirakan juga akan menjadi katalis positif dari sektor properti,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (24/5/2022).

Namun, dia mengingatkan investor juga perlu memperhatikan akan adanya kenaikan bahan baku ataupun bahan pokok akibat adanya kenaikan harga komoditas global karena konflik dari Rusia dan Ukraina.

“Di sisi lain, pelaku pasar juga dapat mencermati dari suku bunga yang ada kemungkinan kenaikan di semester II 2022,” kata Herditya.

Dari beberapa laporan keuangan kuartal I 2022 emiten properti, terlihat perbaikan kinerja terutama dari sisi pendapatan. Sinyal itu ditangkap pelaku pasar dengan melakukan akumulasi beli pada berapa saham saham emiten properti.

Adapun kinerja emiten properti yang mengalami kenaikan seperti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 20,75 persen, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 21,4 persen secara tahunan pada kuartal I 2022, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mengalami kenaikan pendapatan sebesar 37,2 persen secara tahunan pada kuartal I 2022.

Hal itu juga diikuti dengan pendapatan emiten properti kelas menengah ke bawah. Misalnya, PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND) yang mengalami kenaikan pendapatan 55,5 persen secara tahunan pada 2021.

Menariknya, saham LAND mengalami kenaikan 90 persen dalam satu bulan perdagangan bursa setelah mencapai level terendah selama empat tahun tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Herditya mengatakan secara teknikal, pergerakan saham LAND semenjak Maret 2022 mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

“Selama masih berada di atas 142 sebagai support-nya, maka LAND berpeluang menguat kembali dengan target terdekat di 226-250 terlebih dahulu,” ujar Herditya.

Sementara itu, analis BNI Sekuritas Andri Zakaria mengatakan, pelaku pasar saat ini memanfaatkan harga murah saham LAND setelah mencapai titik tertinggi Rp1.871 per saham pada Juli 2019.

“Secara jangka pendek sudah kelebihan pembelian dan divergence indikasi peluang kenaikan sudah relatif terbatas minat beli bisa dilampaui minat jual dalam waktu dekat,” ujar Andri.

Ia menilai target terdekat saham LAND berada di Rp214 per saham, tapi dapat menembus Rp240 hingga Rp316 selama di atas demand area Rp142 hingga Rp160 per saham.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button