Market

Bahlil Beri Sinyal Harga BBM Bakal Naik, Masyarakat Diminta Siap-siap

Jumat, 12 Agu 2022 – 18:14 WIB

Bahlil Beri Sinyal Harga BBM Bakal Naik, Masyarakat Diminta Siap-siap

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia/Foto:ist

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia memberi sinyal jika pemerintah akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Masyasakat perlu mempersiapkan diri jika benar itu terjadi.

Bahlil menilai, jika harga BBM tidak naik, maka dampaknya adalah kondisi fiskal negara yang tidak sehat. Karena, seperempat pendapatan negara harus digunakan untuk subsidi BBM.

“Tolong teman-teman wartawan sampaikan kepada rakyat, bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang, feeling saya sih harus kita siap-siap kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi,” katanya dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Bahlil mengemukakan, kondisi ekonomi global saat ini menyebabkan harga minyak dunia meroket. Bahkan harga minyak dunia rata-rata mencapai US$105 per barel dari periode Januari-Juli 2022. Padahal, asumsi harga minyak di dalam APBN hanya di kisaran US$63-70 per barel.

“Hari ini kalau (harga minyak) US$ 100 per barel, subsidi kita itu bisa mencapai Rp500 triliun. Tapi kalau harga minyak per barel di atas US$100, misal US$105, dengan asumsi kurs dolar itu Rp14.500 sampai rata-rata saat ini Rp14.750, dan kuota kita dari 23 juta kilo liter menjadi 29 juta KL, maka harus terjadi penambahan subsidi,” jelasnya.

Dengan semua angka-angka itu, Bahlil mengatakan setidaknya harus ada Rp500 triliun hingga Rp600 triliun alokasi subsidi dari APBN untuk subsidi BBM.

“Rp500-Rp600 triliun itu sama dengan 25 persen total pendapatan APBN kita dipakai untuk subsidi. Ini menurut saya agak tidak sehat,” katanya.

Untuk itu, Bahlil meminta masyarakat untuk mengerti kondisi saat ini. Sebab hal ini bisa jadi momentum bersama untuk bergotong royong untuk menjaga kondisi fiskal negara agar tetap sehat.

Terlebih, tren pemulihan ekonomi tengah dirasakan setelah pada triwulan II-2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,44 persen dengan tingkat inflasi tahunan pada Juni 2022 terjaga di level 4,35 persen.

“Kita doakan, kalau ini beban negaranya tinggi, ya ayo sama-sama kita. Mungkin ini momentum kita gotong royong. Ini untuk menjaga fiskal kita juga agar sehat,” katanya.

Dia pun sempat berseloroh bahwa kenaikan harga BBM adalah hal biasa di Papua. Menteri yang besar di Papua itu mengaku harga BBM di Papua dulu pernah mencapai Rp19 ribu per liter.

“Kalau saya dulu di Papua, dulu harga Rp19 ribu tidak pernah ribut. Tapi di sini naik Rp1.000-Rp2.000 sudah ribut orang. Kalau di Papua, harga minyak naik, waktu dulu waktu saya jadi pengusaha, biasa-biasa aja yang penting barang ada,” katanya. [ipe]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button