News

AS Bantah Sanksi terhadap Suriah Halangi Bantuan Gempa

Departemen Luar Negeri AS membantah laporan pers yang menyebut sanksi terhadap Damaskus telah menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga yang terkena dampak gempa Suriah sejak awal pekan ini.

Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutu mereka, termasuk pendukung Hizbullah yang disokong Iran, mengklaim bahwa sanksi AS mencegah bantuan yang sangat dibutuhkan untuk sampai ke daerah yang hancur.

Pendukung al-Assad dan Hizbullah menulis di Twitter dan menggunakan tagar, menyalahkan sanksi AS dan apa yang disebut pengepungan di Suriah.

“Setiap sanksi AS atau internasional termasuk pengecualian kemanusiaan, medis, makanan, dan bantuan lainnya. Presiden AS Joe Biden dengan jelas mengatakan bahwa AS siap untuk memberikan segala jenis bantuan kepada rakyat Suriah, dan AS tidak mencegah negara mana pun untuk melakukannya,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip Al Arabiya.

“AS mendukung rakyat Suriah. Kami bersama mereka,” kata pejabat itu dalam sebuah video yang diunggah ke Twitter.

Pada Senin (6/2/2023), Presiden AS Joe Biden mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya ‘sangat sedih dengan hilangnya nyawa dan kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi di Turki dan Suriah’. Biden mengatakan telah memerintahkan semua bantuan yang dibutuhkan untuk disampaikan.

Gempa tersebut menghancurkan sebagian besar wilayah di timur laut Suriah, yang tidak berada di bawah kendali pemerintah Suriah. Namun, sebagian kecil wilayah yang dikuasai pemerintah di Aleppo juga terdampak.

Sementara mayoritas Suriah berada di bawah kendali pemerintah di Damaskus, sebagian besar wilayah utara dikendalikan oleh kelompok yang berbeda –dan terkadang saling bertentangan. Wilayah barat laut terbagi antara tanah de facto yang dikuasai Turki dan oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebuah kelompok pemberontak yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda.

Sementara timur laut Suriah sebagian besar dikuasai oleh kelompok-kelompok pimpinan Kurdi yang didukung AS.

Tim pencari internasional mungkin enggan memasuki wilayah terdampak gempa yang dikendalikan oleh HTS, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS

Anggota Pertahanan Sipil Suriah, juga dikenal sebagai White Helmets, telah berada di garis depan dalam upaya penyelamatan setelah gempa yang menewaskan lebih dari 7.900 di Suriah dan Turki.

Namun penolakan Turki, Rusia, dan Suriah untuk membuka titik lintas batas untuk bantuan internasional juga telah merusak upaya untuk mendapatkan makanan, obat-obatan, dan bahan pokok lainnya bagi mereka yang membutuhkan.

PBB sebelumnya mengatakan lebih dari 4 juta orang di barat laut Suriah membutuhkan bantuan. Sekitar setengahnya menerima dukungan ini setiap bulan.

Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin pagi waktu setempat. Hingga berita ini diturunkan, tercatat sudah 7.926 orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya terluka. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan memprediksi korban tewas bisa mencapai 20.000 orang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button