Tuesday, 08 July 2025

APPI Kritik Kuota 11 Pemain Asing Super League: Tak Diajak Diskusi, Jam Terbang Pemain Lokal Terancam

APPI Kritik Kuota 11 Pemain Asing Super League: Tak Diajak Diskusi, Jam Terbang Pemain Lokal Terancam


Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) merespons penetapan 11 pemain asing untuk masing-masing klub Super League nama baru Liga 1 pada musim mendatang.

Dalam keterangan resminya, APPI mengaku paham penambahan kuota pemain asing ditujukan untuk mendongkrak kualitas kompetisi. Namun di sisi lain, regulasi ini secara langsung dinilai akan mengurangi jam terbang dari para talenta lokal sepakbola Indonesia.

“Kami sangat menyayangkan bahwa regulasi yang akan secara langsung berimbas terhadap kehidupan para pemain diambil tanpa adanya komunikasi dan diskusi terlebih dahulu dengan para pemain,” tulis Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa dalam keterangannya Selasa (8/7/2025).

Dari survey yang dilakukan APPI, mayoritas pemain Liga 1 atau Super League merasa keberatan dengan adanya regulasi tersebut karena secara langsung akan sangat mengurangi menit bermain mereka, dikarenakan saat ini hanya ada 1 kompetisi profesional yang bergulir.

Jika setiap klub Super League memaksimalkan kuota 11 pemain asing, maka akan ada 198 pemain lokal Super League yang akan kehilangan pekerjaan atau pindah ke Championship (sebelumnya Liga 2).

Itu artinya nanti akan ada 198 pemain Championship yang akan kehilangan pekerjaannya atau beralih menjadi pemain amatir di Liga 3.

“Sebagai asosiasi yang menaungi pemain lokal dan juga asing, APPI tidak mempermasalahkan berapapun kuota pemain asing yang ada. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dengan jam terbang talenta lokal di Indonesia,” ungkap Andritany lagi.

Andritany menambahkan, jika muara dari kompetisi yang lebih berkualitas adalah prestasi Tim Nasional, maka regulasi ini tentu sangat kontradiktif.

Ia pun mengaitkannya dengan pernyataan dari Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, yang pernah berkata “Jika para pemain tidak punya menit bermain di klub, maka kamu tidak bisa dapat kesempatan.”

“Persaingan tentu sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan kualitas pemain, namun persaingan tersebut juga semestinya dibuat secara adil, yang dimulai dari fasilitas, infrastruktur dan ekosistem yang berkualitas, seperti negara-negara yang memang industri sepakbolanya telah berjalan dengan baik,” bebernya.

APPI pun sangat berharap regulasi ini dapat ditinjau kembali sesuai dengan situasi sepakbola nasional saat ini.

Harris Muda