Market

Apersi Sambut Kenaikan Harga Rumah Subsidi 7 Persen

Kalangan pengembang menyambut baik keputusan pemerintak menaikkan harga rumah subsidi sebesar 7 persen pada tahun depan. Pengusaha maunya naik 10 persen.

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Junaidi Abdillah menerangkan bahwa kenaikan harga rumah subsidi, harus seiring dengan kebijakan dan regulasi yang kondusif. Agar produksi rumah subsidi lancar.

Saat ini, kata dia, pengembang kesulitan dengan aturan turunan dari Undang-undang Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja (UUCK). Khususnya yang terkait dengan peralihan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Perizinan Bangunan Gedung (PBG).

“Banyak sekali aturan yang membuat pengembang merasa kesulitan untuk membangun rumah subsidi di daerah, karena aturan sama dengan membangun rumah komersial atau rumah mewah,” kata Junaidi, Jakarta, Senin (19/12/2022).

Padahal, kata dia, Apersi terdiri dari pengembang rumah subsidi yang memproduksi rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). “Dalam hal ini, pemerintah perlu mengembalikan iklim bisnis yang kondusif dengan tidak terus memperbarui regulasi yang membebani pengusaha. Kendala bagi anggota Apersi hingga kini seperti masalah PBG di setiap daerah berbeda beda dan belum memiliki aturan yang jelas,” ungkapnya.

“Kami berharap kebijakan dan aturan pemerintah memberikan dukungan yang maksimal karena rumah subsidi ini ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang merupakan program pemerintah,” imbuh Junaidi.

Junaidi mengatakan, kenaikan harga rumah subsidi sudah mendapatkan lampu hijau dari pemerintah, melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK), dan kenaikannya sekitar 7 persen dari yang diusulkan sebesar 10 persen.

“Soal kenaikan harga rumah subsidi ini sudah cukup lama, dan tertunda-tunda karena kondisi pandemi. Pemerintah akhirnya memutuskan dan memberi sinyal lampu hijau pada awal tahun depan akan ada harga baru rumah subsidi, PMK akan diterbitkan,” ujarnya.

Terkait produksi rumah subsidi, kata Junaidi. Apersi mampu menyuplai hingga 100.000 unit pada tahun-tahun sebelumnya. Namun pada tahun ini, Apersi hanya mampu membangun sekitar 70.000 unit rumah subsidi. Pandemi COVID-19, membuat kondisi berbeda, pengembang benar-benar mendapatkan ujian dalam bisnisnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button