Saturday, 29 June 2024

Anwar Abbas: Saatnya Ada Tempat Wukuf dan Mabit Bertingkat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina

Anwar Abbas: Saatnya Ada Tempat Wukuf dan Mabit Bertingkat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina


Melihat lama dan panjangnya antrean untuk mengerjakan ibadah haji di Indonesia dan negara-negara lain, Anwar Abbas, pengamat sosial ekonomi dan keagamaan sekaligus Ketua PP Muhammadiyah, menyatakan bahwa sudah waktunya pemerintah Saudi mempertimbangkan penambahan kuota haji. Penambahan ini, menurutnya, bisa dilakukan dengan membangun tempat wukuf dan mabit bertingkat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

“Penambahan sarana dan prasarana baru ini sangat berguna untuk mengurangi dan memperpendek masa antrean para calon jemaah haji dari setiap negara,” kata Buya Abbas dalam keterangan tertulisnya kepada inilah.com, Kamis (20/6/2024).

Mengurangi Antrean dan Meningkatkan Kenyamanan

Menurutnya, penambahan kuota ini akan mengurangi lama antrean dan mempercepat kesempatan jemaahuntuk melaksanakan ibadah haji. Selain itu, tempat wukuf dan mabit yang bertingkat akan memberikan ruang lebih luas bagi para jamaah, sehingga mereka tidak lagi berdesak-desakan.

“Di Muzdalifah dan Mina, para jemaahseringkali harus tidur dalam kondisi yang sangat tidak nyaman karena tempat yang sempit. Dengan bangunan bertingkat, masalah ini bisa diatasi,” ujarnya.

Meningkatkan Fasilitas Pendukung

Waketum MUI ini juga menyoroti masalah toilet yang sering menjadi keluhan jemaah haji. 

“Dengan bangunan bertingkat, antrian panjang dan lama di toilet bisa diatasi. Rasio jemaahdan toilet harus seimbang,” tegasnya.

Selain itu, dia menambahkan bahwa dapur untuk katering juga bisa diperluas. Hal ini akan membantu para pengusaha katering untuk memasak sesuai kebutuhan jemaahtanpa harus terburu-buru.

Kegiatan melempar jumrah yang seringkali berdesak-desakan juga bisa diatasi dengan bangunan bertingkat. 

“Tempat untuk melempar jumrah bisa disesuaikan dengan tempat atau lantai jemaahmenginap, sehingga tidak perlu berdesak-desakan,” jelasnya.

Penambahan kuota jemaahtentu memerlukan pengaturan yang baik, terutama di Masjidil Haram. “Perlu ada pengaturan waktu thawaf dan sai serta sholat lima waktu untuk para jemaahdari masing-masing negara. Ini penting untuk menjaga kemashlahatan dan keamanan jamaah,” katanya.

Pentingnya Penambahan Kuota

Penambahan kuota ini, menurutnya, sangat penting dan mendesak. “Ini sudah sangat patut dilakukan, apalagi bila dilihat dari perspektif maqashid syariah yang menuntut kita untuk menjaga kemashlahatan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta kita,” pungkasnya.

Dengan usulan ini, diharapkan pemerintah Saudi bisa segera mengambil langkah untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan para jemaah haji di masa mendatang.