News

Antara PPP atau PKS, Sandiaga Masih Hitung-hitung

Sandiaga Uno hingga kini masih tarik ulur soal kepastiannya bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan mengatakan kegalauan ini dipicu dari sifat Sandiaga yang kalkulatif atau penuh perhitungan sebagai seorang yang punya background pengusaha.

Firman mengatakan ada dua variabel yang diperhitungkan oleh Sandiaga. Yang pertama variabel politik, tentu Sandiaga akan hitung-hitung soal peluang dengan partai mana yang paling besar untuk memajukan dirinya sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres).

“Orang seperti Sandiaga Uno yang punya latar belakang pengusaha, businessman sehingga sangat kalkulatif, termasuk untuk hal-hal seperti ini. Sehingga memang mengambil keputusan politik itu berdasarkan hitung-hitungan yang kalau dia belum yakin betul, kelihatannya juga belum dia akan ambil keputusan,” ujar Firman saat dihubungi Inilah.com di Jakarta, dikutip Senin (29/5/2023).

Kemudian, sambung dia, variabel kedua adalah persoalan finansial. Tentu Sandiaga harus memikirkan jumlah finansial terkecil antara PPP atau PKS, yang ia keluarkan, bila harus maju dalam kontestasi Pilpres 2024.

Pasalnya, kontestasi politik di pemilu tidaklah murah sehingga dibutuhkan dukungan finansial yang kuat untuk memastikan memenangkan persaingan. “Menurut saya support finansial menjadi variabel yang diperhitungkan, baik dari Sandiaga serta partai-partai yang membuka peluang untuk dia bergabung ke dalamnya,” pungkas Firman.

Terkait kepastian partai mana yang akan dipilih, Sandiaga belum bisa memberikan jawaban pasti. Untuk kesekian kalinya, ia meminta semua pihak untuk bersabar.

Sandiaga mengatakan, kemungkinan satu atau dua bulan lagi, dirinya baru bisa memastikan antara PPP atau PKS. Terkait PPP, Sandiaga mengaku, sudah ada pembicaraan lebih lanjut.

“Sudah ada pembicaraan dengan Wakil Ketua Umum PPP, tapi masih ada beberapa tahapan yang harus dilalui, kira-kira mungkin satu sampai dua bulan ke depan akan diumumkan, namun tentunya beliau membuka komunikasi dalam pemikiran agar percepatan pembangunan ini bisa diciptakan. Itu yang menjadi landasan utama,” jelas Sandiaga di Jakarta, Senin (29/5/2023).

Di sisi lain, Sandiaga juga mengakui bahwa dirinya ada rencana pertemuan dengan jajaran DPP PKS pada Selasa (30/5/2023). Tapi ia berdalih, bahwa pertemuannya itu tidak berkaitan dengan langkah politiknya, melainkan pertemuan tersebut untuk menyamakan persepsi soal berkontribusi untuk pembangunan Indonesia.

“Sama sekali tidak ada hubungannya dengan pengambilan keputusan berkaitan langkah ke depan tapi penyamaan persepsi. Ini masih dalam penjajakan dan tentunya saya ingin sekali lagi menggarisbawahi bahwa kita hanya punya waktu sekitar 15 tahun dalam bonus demografi kita sehingga kalau kita mengubah arah pembangunan kita, maka akan sangat berdampak terhadap capaian target Indonesia maju di tahun 2040,” ujar dia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button