News

Anggota DPR AS, George Santos, Mundur Sementara Karena Banyak Berbohong

Anggota DPR AS dari Partai Republik, George Santos, Selasa (31/1) mengatakan akan segera mengundurkan diri untuk sementara waktu dari komite kongres, di tengah penyelidikan dan seruan para anggota dan pemilih partainya untuk mengundurkan diri. Santos ditengarai banyak melakukan kebohongan public dengan memalsukan beberapa bagian dari data pribadi, termasuk urusan orang tuanya.

Keputusan Santos untuk mundur dari komite itu datang setelah dia bertemu secara pribadi dengan Kevin McCarthy, Senin malam lalu. McCarthy mengatakan kepada wartawan, keputusan Santos teresebut tepat untuk saat ini, “Sampai dia bisa membereskan semua persoalannya.”

Mungkin anda suka

“Dengan perhatian terus-menerus seputar penyelidikan keuangan pribadi dan kampanye saya, saya telah mengajukan permintaan kepada Ketua McCarthy agar saya untuk sementara diberhentikan dari tugas di komite, saya dibebaskan (dari masalah),”kata Santos dalam sebuah pernyataan, Selasa (31/1). Dia menambahkan, keputusan itu akan memberinya waktu untuk membersihkan namanya.

Langkah Santos itu dilakukan saat McCarthy tengah menggalang suara Partai Republik untuk menggulingkan Ilhan Omar, perwakilan Partai Demokrat dari Minnesota, dari Komite Urusan Luar Negeri DPR. Itu dilakukan hanya sepekan setelah dia secara sepihak memblokir anggota DPR Adam B. Schiff dan Eric Swalwell, keduanya wakil Demokrat dari California, dari tugas mereka di komite DPR yang mengawasi masalah intelijen. Demokrat mengkritik McCarthy karena mengizinkan Santos, yang berada di bawah penyelidikan federal dan lokal di Amerika Serikat, serta menghadapi tuduhan penipuan di Brasil, untuk bertugas di panel DPR, sambil mengeluarkan anggota partai mereka yang tidak dituduh melakukan kejahatan apa pun.

McCarthy mengatakan, dia ingin mengeluarkan Omar dari Komite Urusan Luar Negeri DPR AS karena komentar masa lalu yang dia buat tentang Israel. Komentar itu dikritik baik oleh Partai Republik maupun Demokrat, dianggap menggunakan kiasan antisemit. Tetapi tidak jelas apakah McCarthy mendapat cukup dukungan dari Partai Republik untuk melakukannya.

“Saya tidak tahu apakah dia memiliki hak suara,” kata Nancy Mace, perwakilan Republik dari Carolina Selatan dan salah satu penentang pemecatan Omar. Mace mengatakan langkah itu “tidak konstitusional” dan munafik. Ia mencela partainya sendiri yang merusak kebebasan berbicara.

“Saya pikir banyak Republik yang ingin mengeluarkan Ilhan Omar dari Komite Urusan Luar Negeri hanya karena mereka tidak menyukai apa yang dia katakan,” kata Matt Gaetz, perwakilan Republik dari Florida.

Dalam masalah Santos, beberapa Republikan menganggap keputusan Santos untuk mengundurkan diri sebagai masalah. Pasalnya, hal itu dapat dilihat sebagai pengakuan bersalah dan mungkin menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang bagaimana dia dapat secara efektif mewakili konstituennya saat menghadapi berbagai penyelidikan dan kurangnya kepercayaan yang mendalam dari partainya sendiri.

Para pemimpin House Republican, yang memegang mayoritas tipis, empat kursi, belum meminta Santos untuk mengundurkan diri, bahkan ketika dia menghadapi tekanan dari New York Republicans. McCarthy mengatakan bahwa keputusan itu harus diserahkan kepada pemilih.

Sementara jajak pendapat oleh Newsday dan Siena College yang dilakukan pekan lalu menemukan bahwa pemilih di distrik Santos berpikir dia harus mundur. Sekitar 78 persen dari mereka yang disurvei mengatakan mereka yakin Santos harus mengundurkan diri, termasuk 71 persen dari Partai Republik.

Dari mereka yang memilih Santos pada bulan November, 63 persen mengatakan mereka tidak akan melakukannya seandainya mereka tahu apa yang mereka ketahui saat ini tentang anggota DPR tersebut.

Santos, gay berusia 34 tahun, terpilih ke mewakili Kota New York, termasuk wilayah Queens dan Long Island. Investigasi New York Times bulan lalu mengungkapkan bahwa sebagian besar biografi Santos tidak benar, termasuk klaim pendidikannya yang bergengsi, karier yang substansial di Wall Street, dan aset real estatnya yang “wah’’.

Santos sejak itu mengakui bahwa dia berbohong tentang sebagian besar sejarah dan resume pribadinya, tetapi anggota senior DPR sebagian besar tetap diam. Kemungkinan Santos akan dilantik dengan perwakilan lainnya setelah DPR memilih seorang ketua.

Selama kampanyenya, Santos membual tentang karir hebat yang dia klaim dimulai ketika dia memperoleh gelar dari Baruch College selain belajar di Universitas New York. Sepulang sekolah, Santos mengaku pernah berkarier di bidang keuangan dengan bekerja di Citigroup dan Goldman Sachs. Pada Desember, Times pertama kali melaporkan bahwa tidak satu pun dari institusi tersebut memiliki catatan pendaftaran atau pekerjaan Santos. Sang anggota DPR segera mengakui bahwa dia telah berbohong dalam resumenya, yakni tidak pernah lulus dari perguruan tinggi mana pun dan tidak bekerja secara langsung untuk salah satu perusahaan tersebut.

“Saya malu dan menyesal telah membumbui resume saya,” katanya kepada New York Post.

The Times juga tidak menemukan catatan kepemilikan properti atas nama Santos. Menurut catatan pengadilan yang ditinjau oleh Times, Santos justru terlibat utang. Ia menghadapi pemberitahuan penggusuran di dua properti yang dia sewa di Queens pada tahun 2015 dan 2017, dengan total utang sewa lebih dari 12.000 dolar AS.

Santos juga membual bahwa ibunya adalah seorang Yahudi. Nenek dari pihak ibunya melarikan diri ke Brasil dari Ukraina selama Perang Dunia II, dan bahwa meskipun dia menganut Katolik, dia adalah seorang Yahudi, meski tidak taat.

Ketika itu dipertanyakan, Santos mengklarifikasi bahwa dia pernah mendengar cerita tentang neneknya yang beragama Yahudi sebelum masuk Katolik. “Karena saya mengetahui bahwa keluarga ibu saya memiliki latar belakang Yahudi, saya mengatakan bahwa saya adalah ‘Yahudi,’” kata Santos kepada New York Post.

Santos juga menyebutkan bahwa ibunya selamat dari serangan teroris 11 September tahun 2001, namun meninggal beberapa tahun kemudian karena kanker. Berita kematian publik menunjukkan bahwa ibunya meninggal pada tahun 2016.

Santos juga sedang diselidiki oleh otoritas Brasil atas kasus tidak aktif dari tahun 2008 ketika dia berusia 19 tahun. Santos tampaknya menghabiskan beberapa waktu di Brasil sementara ibunya bekerja di sana sebagai perawat. Dia menghadapi tuduhan penipuan karena mencuri buku cek dari salah seorang yang diasuh ibunya, menggunakannya untuk membelanjakan hampir 700 dolar AS di toko pakaian. Santos dan ibunya mengakui penipuan tersebut pada tahun 2010, tetapi pada saat hakim memanggilnya, Santos telah kembali ke AS dan otoritas Brasil tidak dapat menemukannya sejak saat itu, menurut Times. [The New York Times/ Time]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button