Ototekno

Ancaman Mengintai di Tengah Kemudahan Transaksi Digital

Kamis, 13 Okt 2022 – 22:55 WIB

Istockphoto 1347685700 612x612 - inilah.com

Foto: Istock

Penetrasi digital yang turut merambah sektor keuangan membuat transaksi saat ini turut dilakukan secara digital atau tidak menggunakan uang tunai. Beragam kemudahan dan kepraktisan ditawarkan dalam transaksi berbasis teknologi ini. Namun, tanpa kecakapan digital yang memadai, khususnya tentang keamanan digital, konsumen berpotensi dirugikan.

Hal tersebut menjadi pembahasan dalam webinar bertema “Transaksi Serba Praktis dengan Metode Pembayaran Digital” yang berlangsung Senin (10/10/2022), di Makassar, Sulawesi Selatan. Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi ini menghadirkan sejumlah narasumber, yakni relawan TIK Jakarta Timur sekaligus pegiat UMKM Mandiri Panji Oetomo; CTO Bahaso.com Anwar Sadat; dan Pengurus ISKI Sulawesi Selatan Andriansyah.

Dalam paparannya, Panji Oetomo mengatakan, penggunaan uang elektronik atau transaksi secara digital berdampak pada berkurangnya jumlah uang kartal (uang fisik) sehingga bisa menekan laju inflasi. Manfaat lain adalah sifat transaksi digital yang efisien dan akurat, membuat pungutan pajak ritel jauh menjadi lebih efektif. Selain itu, transaksi digital yang mudah mendorong peningkatan konsumsi di masyarakat yang pada akhirnya mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

“Transaksi pembayaran secara digital memang memberikan kemudahan. Riwayat transaksi juga tercatat rapi. Namun, transaksi model ini memiliki kekurangan, seperti belum menjangkau toko-toko konvensional lantaran jaringan telekomunikasi yang terbatas, serta bergantung pada kondisi gawai,” ucap Panji.

Sementara itu, menurut Andriansyah, transaksi digital erat kaitannya dengan dompet digital. Dompet digital adalah dompet elektronik yang berguna untuk menyimpan uang digital yang berbasis server. Berdasarkan survei, ragam dompet digital yang paling banyak digunakan masyarakat adalah Gopay, DANA, OVO, ShopeePay, atau LinkAja. Masih dari survei yang sama, alasan masyarakat menggunakan dompet digital adalah mudah digunakan, praktis tidak memerlukan kembalian, serta kerap ada promo kembalian tunai (cash back).

Andriansyah mengingatkan, apabila transaksi digital dilakukan melalui lokapasar, maka patut diingat bahwa rekening yang dituju merupakan rekening resmi loka pasar tersebut. Selain itu, konsumen sebaiknya mengenali tipikal masing-masing dompet digital yang ada berikut fitur-fiturnya.

“Dompet digital dengan segala kemudahannya memang merangsang konsumen untuk konsumtif. Oleh karena itu, berbelanjalah untuk hal-hal yang memang dibutuhkan dan prioritas,” ujarnya.

Terkait keamanan dalam transaksi digital, Anwar Sadat mengungkapkan, ada tiga faktor yang bisa menjaga transaksi berlangsung aman dan nyaman. Pertama, manajemen penipuan; kedua, melindungi dan mengamankan pembayaran; ketiga, patuh pada aturan dan ketentuan yang berlaku. Toko online tempat berlangsungnya transaksi digital sebaiknya adalah toko terpercaya, selalu membaca ketentuan yang berlaku, serta melindungi data pribadi.

“Tidak ada yang aman 100 % di dunia digital. Yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan resikonya sedini mungkin. Lalu, selalu berpikir kritis dan tak gampang percaya dengan semua yang ditawarkan toko online,” ungkapnya.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button