Hangout

Alasse Coffee, Coba Hadirkan Sensasi Ngopi di Tengah Hutan

Sabtu, 17 Sep 2022 – 08:33 WIB

Didi Supriyanto - inilah.com

Didi Supriyanto, Pemilik Jaringan Alasse Coffee (Foto: inilah.com)

Mengusung tagline “Ngopi di Hutan” Alasse Coffee yg berlokasi kawasan Megamendung, Bogor, Jawa Barat ini, memang menghadirkan konsep dan suasana berbeda.  Sejuknya udara dan rimbunnya pepohonan, dipadukan dengan ornamen dan desain kafe yang menarik, menjadikan pengunjung betah berlama lama duduk di Alasse. Apalagi tersedia banyak spot foto yang instagramable. Di hari hari tertentu, pengunjung juga dihibur dengan hadirnya live music

“Alas itu dalam Bahasa Jawa artinya hutan. Biar ada kesan Eropa kita tambahi huruf E, jadilah Alasse yang berarti hutannya. Sesuai namanya, kita ingin hadirkan kafe bersuasana di tengah hutan, pastinya dengan udara yang segar, sejuk, tapi tidak jauh dari Jakarta,” ungkap Didi Supriyanto, pemilik jaringan Alasse yang buka sejak Agustus 2020 silam.

Bisnis kuliner memang menjanjikan. Pasarnya selalu ada dan besar. Apalagi usaha kafe. Sekarang ini  pencinta dan penikmat kopi jumlahnya banyak dan terus bertumbuh. “Jadi suburnya pertambahan kafe kafe itu, tetap akan acceptable dengan penikmat kopi. Tinggal kelas dan tergantung koceknya. Nah, Alasse menyediakan tempat yg representatif dengan cita rasa maksimal, tetapi harga kita bersahabat,” kata Didi.

Benar saja, Alasse tergolong tak pernah sepi pengunjung. Di akhir pekan atau hari hari libur, biasanya tempat ini didatangi para keluarga dan komunitas . Di hari hari biasa, sore menjelang malam, yang datang kalangan anak muda. Sekitar 40 persen pengunjungnya berasal dari Jakarta. Tak heran jika omzet Alasse setiap bulannya mencapai rata-rata Rp200 juta.

Itu pula yang membuat Didi berencana melakukan ekspansi. Selain di Megamendung dan Depok, Jawa Barat, Alasse akan hadir di Tawangmangu, Jawa Tengah  dan Kawasan Ubud Bali. Alasse juga berencana membuka cabangnya di Kota Serang, Provinsi Banten. “Pasarnya masih terbuka karena itu tadi, jumlah pecinta kopi terus bertambah,” ujar Didi.

Di Tawangmangu, lokasi Alasse seluas 3,5 hektar berada di kaki Gunung Lawu. Itu sebabnya, tempat ini akan menjadi salah satu spot foto yang keren karena langsung berlatar belakang Gunung Lawu. Konsepnya, Alasse berkerjasama dengan tanah desa dengan sistem sewa selama 30 tahun, plus bagi hasil usaha. Saat ini sedang dalam proses pembangunan dan diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp3 miliar. “Kita juga ingin  memberikan nilai tambah dan memberdayakan warga sekitar,” tambah Didi.

Demikian halnya dengan pengembangan Alasse di kawasan sebelum Ubud di Bali. Saat ini sedang dalam tahap pembicaraan kerjasama dengan desa setempat untuk pemanfaatan sekitar 2 hektare tanah adat. Daerahnya masih perawan, dengan ciri khas kawanan monkey river.

“Kita sudah mendapatkan pola dalam mengembangkan kafe ini. Saya kan masuk ke usaha ini pas pandemi ya. Semua orang meragukan langkah saya. Gila lu, restoran pada tutup, lu justru  buka restoran. Nah saya punya konsep, buka resto yang outdoor. Kenapa? Masyarakat sudah jenuh, dua tahun lebih berdiam di rumah, mereka ingin keluar, mencari tempat yang aman, nyaman, tapi sekaligus bisa sambil makan,” jelas Didi.

Yang pasti, usaha kafe juga sangat tergantung variasi dan cita rasa menu yang tersaji. “Saya selalu cerewet soal produk. Cita rasa semua produk kita tidak boleh kalah dengan dengan bintang lima. Makanya rasa kopi kita, saya berani diadu dengan kopi dari kafe kafe terkenal,” kata mantan Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan 1999-2004 ini.

Penasaran dengan suasana dan menu menu spesial di Alasse ? Monggo datang langsung. Pakai google maps, pasti ketemu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button