Market

Akhir April 2022, Bank Mandiri Kantongi Laba Bersih Rp12,1 Triliun

Rabu, 15 Jun 2022 – 11:35 WIB

Akhir April 2022, Bank Mandiri Kantongi Laba Bersih Rp12,1 Triliun - inilah.com

Foto: Humas Bank Mandiri

Kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang cemerlang terus berlanjut dengan laba bersih sebesar Rp12,1 triliun per akhir April 2022. Angka ini tumbuh 78,1 persen secara year on year (yoy).

Angka itu merupakan yang terbesar di jajaran Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV secara bank only.

“Kami sangat mengapresiasi konsistensi pemerintah khususnya BUMN dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional untuk menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri,” ujar Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Pada 2021, PT Bank Mandiri menyumbang laba BUMN sebesar Rp28,03 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 66,83 persen secara tahunan ketimbang periode sama tahun sebelumnya senilai Rp16,8 triliun.

“Pertumbuhan tersebut tentunya tidak terlepas dari konsistensi Bank Mandiri dalam menjaga optimisme dengan memaksimalkan potensi dan peluang yang ada,” katanya.

Ia melanjutkan kemampuan Bank Mandiri dalam mencetak laba juga tidak terlepas dari fungsi intermediasi yang dijaga optimal, tercermin dari pertumbuhan kredit di akhir April 2022 yang berhasil tumbuh sebesar 12,2 persen (yoy), jauh di atas rata-rata industri.

Selain itu, lanjut dia, pertumbuhan kredit Bank Mandiri, juga disertai dengan kualitas aset yang terjaga optimal.

“Hasilnya, sampai dengan akhir kuartal I 2022 Bank Mandiri mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) di level 2,74 persen atau menurun dari periode setahun sebelumnya sebesar 3,30 persen,” kata Rohan.

Kualitas Kredit Membaik

Perbaikan dari sisi kualitas kredit ini juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terlebih, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga April 2022, nilai restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 telah menuju ke angka Rp606,39 triliun.

Posisi ini sudah jauh lebih rendah, dari level tertingginya di akhir 2020 yang menyentuh Rp1.000 triliun. Hal ini menandakan, tingkat kemampuan membayar debitur terus membaik yang diikuti dengan peran perbankan yang mendorong perbaikan kualitas kredit.

Bank Mandiri pun mencatat tren restrukturisasi debitur terdampak COVID-19 kian melandai dengan posisi restrukturisasi kredit akhir April 2022 menjadi Rp64 triliun.

“Restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 Bank Mandiri telah mencapai puncaknya di sekitar kuartal II-2021 dan terus menunjukkan tren penurunan secara bertahap sampai dengan April 2022,” katanya.

Dengan demikian, menurut dia, bila ketimbang dengan posisi tertinggi pada Juni 2021, posisi restrukturisasi COVID-19 di Bank Mandiri telah menurun sebesar Rp32,48 triliun. Lebih lanjut, penurunan ini berasal dari kemampuan membayar debitur yang menunjukkan perbaikan.

Rohan menambahkan tren penurunan restrukturisasi COVID-19 juga tercermin dalam total rasio Loan At Risk (LAR) termasuk debitur terdampak COVID-19 yang mencapai level 16,4 persen di April 2022. Posisi tersebut menurun ketimbang periode akhir tahun 2021 yang menyentuh 17,75 persen.

“Untuk menjaga kualitas kredit, Bank Mandiri secara intens melakukan monitoring termasuk melakukan stress test secara berkala serta menerapkan early warning sign untuk memastikan posisi pencadangan berada di level optimal,” kata Rohan.

Optimalisasi aset yang konsisten ini pun berbuah manis terhadap profitabilitas yang membaik. Terlihat dari posisi Return of Asset (ROA) Bank Mandiri yang terus membaik ke level 3,34 persen pada Maret 2022.

Tidak hanya itu, biaya kredit atau cost of credit Bank Mandiri juga ikut membaik menjadi 1,57 persen di kuartal I-2022 atau menurun sebesar 78 basis poin secara tahunan.

“Hal ini menandakan Bank Mandiri mampu mengelola seluruh aset untuk mendukung bisnis dalam menghasilkan kinerja yang optimal bagi perusahaan,” kata Rohan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button