News

Akademisi: Sosok Cawapres Perempuan Masih Dibayang-bayangi Budaya Patriarki

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand) Asrinaldi mengatakan peluang sosok perempuan untuk menduduki posisi calon wakil presiden (cawapres) masih rendah. Hal ini, menurutnya disebabkan masih melekatnya budaya patriarki di tengah masyarakat.

Ia menjelaskan, kebiasaan perilaku yang mengutamakan laki-laki daripada perempuan ini masih berpengaruh terhadap nilai tawar perempuan dalam menentukan sosok cawapres di Pemilu 2024.

Di benak masyarakat, tutur dia, kadung tertanam cara pandangan yang melihat bahwa sosok calon dari kalangan lebih baik, meski ada sosok perempuan yang memiliki kualitas yang baik.

“Ini juga terkait dengan perilaku masyarakat, ada pola pikir masyarakat yang patriarki,” kata pakar politik sekaligus Guru Besar Unand Prof Asrinaldi di Padang, Senin (29/5/2023).

Asrinaldi pun mencontohkan, apabila Prabowo Subianto berpasangan dengan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa maka secara elektoral belum tentu membawa dampak keuntungan bagi Menteri Pertahanan tersebut.

Sebab, jika ada pasangan lain seperti Sandiaga Uno berpasangan dengan Menteri BUMN Erick Thohir (Etho), maka diyakini masyarakat akan lebih cenderung memilih duet dua menteri tersebut. “Jadi, alternatif pasangan (laki-laki dan perempuan) menjadi semacam pertaruhan juga,” jelas dia.

Selain budaya patriarki, akademisi kelahiran Solok 13 September 1973 tersebut mengatakan minimnya tokoh perempuan yang memiliki nilai tawar tinggi (elektabilitas) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, juga menjadi faktor yang mempengaruhi kursi cawapres.

Diketahui, hingga saat nama Khofifah menjadi satu-satunya sosok politikus wanita yang digadang-gadang menjadi kandidat cawapres. Sejumlah sosok capres seperti Anies Baswedan dan Prabowo Subianto saja, disebut-sebut tertarik dan mempertimbangkan untuk meminang Khofifah.

Walau menjadi magnet untuk digaet jadi cawapres, nyatanya dalam sejumlah papan survei politik, nama Khofifah tak pernah ada di urutan pertama. Misalnya, hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis awal Mei 2023, menempatkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di urutan pertama cawapres potensial, dengan skor 19,5 persen.

Nama Khofifah hanya ada di urutan lima, di bawah Ridwan Kamil, Sandiaga, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Etho. Demikian juga pada hasil survel Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dirilis belum lama ini, nama Khofifah tertap berada di bawah Sandiaga, Ridwan Kamil, Etho, Mahfud MD, dan AHY.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button