Hangout

Ahli Gizi Sarankan Menu Sehat saat Puasa Ramadan

Ahli Gizi Komunitas Fakultas Kedokteran UI, dr. Tan Shot Yen menyarankan masyarakat untuk tetap menjaga gizi yang seimbang saat berpuasa ramadan.

Walau masih dalam situasi pandemi COVID-19, masyarakat diminta lebih mengutamakan menu sahur dan buka puasa yang lengkap. Empat sehat, lima sempurna.

“Konsep gizi seimbang tetap dijalankan. Anggap sahur itu sarapan yang kepagian. Jadi tetap menu lengkap. Bukan menu apa adanya,” ujar dr Tan kepada Inilah.com, Jum’at (25/3/2022).

Menu lengkap yang dimaksud, sambung Tan, yakni makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan. Serta, memulai kebiasaan meminum air 8 gelas perharinya.

Lebih lanjutnya, untuk melengkapi keseimbangan hidup sehat, masyarakat diminta juga untuk menjalani aktivitas fisik atau berolahraga minimal 30 menit per hari.

“Biasakan mulai lakukan rutinitas makan, istirahat dan olahraga rutin. Biasakan sahur menu lengkap, berkuah seperti sup, soto, sayur bening,” tambahnya.

Dokter lulusan pendidikan Profesi Kedokteran Negara FKUI ini juga mengingatkan, sebaiknya masyarakat menghindari gorengan, makanan berlemak serta berbumbu tajam atau pedas yang berlebihan.

Lalu, setelah berbuka puasa, masyarakat direkomendasikan untuk tidak mengemil berlebihan dan makan yang terlalu kekenyangan mendekati jam tidur.

“Mulai batasi makanan yang tinggi gula, garamn dan lemak. Singkirkan kemasan, tingkatkan kupasan,” bebernya.

Bekerja dan Puasa di Tengah Pandemi

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengingatkan masyarakat yang bekerja saat puasa di tengah pandemi covid-19 untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan segera melengkapi vaksinasi.

“Kuncinya dua, tetap prokes (mengikuti protokol kesehatan) dan segera vaksinasi lengkap dan booster,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI kepada Inilah.com, Jum’at (25/3/2022).

Nadia juga menambahkan, Indonesia belum bisa melepas masker, maka dari itu para pekerja diharapkan tetap mengenakan masker karena Indonesia masih tercatat 6000 kasus aktif covid-19 dan positivity rate dikisaran 5 persen.

“Kalau (melepas masker) harus dilihat dulu bagaimana laju penularan kita ya. Karena saat ini kasus masih 6000 an dan positivity rate masih 5 persen,” pungkas Nadia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button