Market

Agus Marto Sindir BI Jangan Hanya Jadi Penjaga Rupiah, Atur Suku Bunga Redam Inflasi

Mantan Menteri Keuangan dan Gubernur BI, Agus Martowardojo.

Lama tak terdengar kiprahnya, eks Menkeu dan Gubernur BI, Agus Martowardojo bicara soal potensi resesi ekonomi tahun depan. Dia mendorong BI kerek naik suku bunga acuan untuk kendalikan inflasi.

Bicara dalam SOE International Conference yang dipantau di Jakarta, Selasa (18/10/2022), Agus Marto yang pernah menjabat Direktur Utama Bank Mandiri, bilang, diperlukan bauran kebijakan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah pelemahan ekonomi global, khususnya tahun depan.

“Dengan bauran kebijakan, maksud kami pertama, terus menaikkan suku bunga, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat daripada The Fed, sambil bersedia mentolerir beberapa fleksibilitas mata uang, tetapi juga secara oportunis melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk memperhalus volatilitas,” kata Agus Marto.

Dia mengingatkan, bank sentral tidak dapat hanya berfokus kepada menjaga nilai tukar (kurs) rupiah. Kebijakan bank sentral yang menurunkan cadangan mata uang, hanya akan memperlambat laju depresiasi rupiah. Namun, tidak mungkin bisa membalikkan tren fundamental yang mengarah pada penguatan dolar AS dalam skala global.

Ia juga mengatakan, diperlukan kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk menghidupkan kembali penyaluran kredit perbankan kepada korporasi. Inflasi perlu dikendalikan oleh Tim Pengendalian Inflasi baik di tingkat nasional, maupun regional (TPID) guna memastikan pasokan terjaga, khususnya komoditas dengan harga yang bergejolak.

“Secara khusus, Bank Indonesia akan memperhatikan second round effect dari kenaikan harga BBM pada September lalu, dan ini kemungkinan akan membutuhkan beberapa penilaian karena faktor sisi penawaran akan berkontribusi signifikan terhadap kenaikan inflasi. Oleh karena itu BI harus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk memberikan beberapa efek mitigasi,” ucapnya.

Menurut dia, keseimbangan yang baik antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang hati-hati, sambil terus melanjutkan reformasi struktural secara bersama-sama akan menghasilkan bauran kebijakan yang akan membawa Indonesia melangkah ke depan dan mengurangi risiko global yang semakin tidak pasti.

Di tengah ketidakpastian, ia percaya bahwa penting untuk tidak mengabaikan peluang investasi jangka panjang, misalnya di sektor infrastruktur, yang dapat membantu memajukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Kami juga percaya lingkungan inflasi saat ini akan meningkatkan permintaan untuk solusi teknologi generasi berikutnya di berbagai bidang, seperti komputasi awan dan transformasi digital, mungkin juga ada penerima manfaat dari fokus pada detail realitas oleh pembuat kebijakan,” ucapnya.

 

Iwan Purwantono

 

Back to top button