Market

Agar UMKM Tancap Gas, DPR Minta BI Segera Turunkan Biaya Transfer BI-Fast

Selasa, 26 Jul 2022 – 21:35 WIB

Agar UMKM Tancap Gas, DPR Minta BI Turunkan Biaya Transfer BI-Fast

Mungkin anda suka

Gedung Bank Indonesia (BI).

Rencana Bank Indonesia (BI) menurunkan biaya transfer BI-Fast yang saat ini dipatok Rp2.500 per transaksi, mendapat dukungan DPR. Agar beban UMKM berkurang, meski pendapatan perbankan berpotensi turun.

Anggota Komisi XI DPR asal Fraksi Partai Gerindra, Kamrussamad mendukung penuh rencana BI menurunkan biaya transfer BI-Fast, seiring melejitnya transaksi perbankan.

Kamrussamad menilai langkah ini penting untuk mendukung ekonomi digital yang inklusif. “Catatan saya, sejak BI-Fast diluncurkan, transaksi BI-Fast trendnya meningkat terus. Di Juni kemarin saja bisa mencapai 40,1 transaksi, tumbuh 78% dari satu bulan sebelumnya,” kapada Inilah.com, Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Bagi publik, kata anak buah Prabowo ini, kehadiran BI-Fast sangat menguntungkan. Sebab, sebelum adanya BI-Fast, nasabah membayar biaya transfer Rp6.500 per transaksi. “Namun demikian, kalau BI dapat menurunkan lagi biaya transfer, ini akan semakin mendukung perkembangan ekosistem ekonomi keuangan digital yang inklusif,” imbuhnya.

Bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kata Kamrussamad, biaya BI-Fast Rp2.500 per transaksi, tergolong mahal. Kalau jadi BI menurunkan bea transfer BI-Fast berarti mendukung bertumbuhnya UMKM Indonesia yang selama ini berkontribusi lebih dari separuh untuk GDP Indonesia.

Sebelumnya, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Filianingsih Hendarta bilang, transaksi BI-Fast terus tumbuh hingga saat ini.

Berdasarkan data BI, hingga Juni 2022, jumlah transaksi BI-Fast mencapai 127,8 juta transaksi. Pada Juni saja, jumlah transaksinya mencapai 40,1 juta transaksi, atau tumbuh 78% ketimbang bulan sebelumnya.

Fili bilang, pertumbuhan ini didukung peningkatan transaksi di sejumlah bank. Karena pembukaan layanan BI-Fast pada kanal-kanal utama bank, khususnya mobile banking. “Semakin tingginya pertumbuhan transaksi BI-Fast, memberikan potensi yang lebih besar untuk penurunan tarifnya. Hal ini tentunya dilakukan untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan mendukung perkembangan ekosistem ekonomi keuangan digital yang inklusif,” kata Fili.

Lalu berapa penurunannya? Ketua Perhimpunan Bank-bank Internasional (Perbina), Batara Sianturi mengatakan, berharap BI Fast turun dari Rp2.500 menjadi Rp500 atau Rp 100 per transaksi. Penurunan biaya transfer BI Fast akan membantu UMKM memangkas biaya transfer dalam menjalankan usahanya.

Selain itu, masyarakat lebih dimudahkan karena memiliki opsi transfer antarbank yang lebih terjangkau. Sebab, biaya transfer antarbank yang dibanderol perbankan sekitar Rp 6.500 per transaksi. “Dan konsumen akan lebih dapat manfaat, lower cost. Jadi penginnya sih turun lagi jadi Rp500 atau Rp100 untuk bantu UMKM,” ujar Batara.

Namun, kalau BI jadi turunkan biaya BI-Fast maka pendapatan perbankan bakalan rontok. Padahal, pendapatan perbankan sudah turun ketika BI-Fast diberlakukan. Hal itu disampaikan SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi, pendapatan perseroan dari fee transaksi transfer online antara bank sebetulnya sudah mengalami penurunan yang relatif signifikan dengan adanya implementasi BI Fast. “Sehingga penurunan biaya transaksi BI Fast akan semakin berdampak terhadap pendapatan bank,” kata Thomas.

Thomas juga mengakui, transaksi BI-Fast di Bank Mandiri tumbuh pesat. Saat baru diberlakukan pada Desember 2021, transaksinya mencapai 500.000 transaksi. Semester I-2022, jumlah transaksinya melompat menjadi 94 juta transaksi, senilai Rp 289 triliun.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button